Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

The Lana Jual 15 Apartemen Tiap Bulan

Apartemen premium The Lana, garapan pengembang asal Singapura PT Brewin Mesa Sutera, menjual 15 unit tiap bulan di tengah kondisi daya beli properti yang lemah.
Presiden Direktur PT Brewin Mesa Sutera Bill Cheng (dari kiri), Executive Director China State Construction Overseas Development Southeast Asia Wang Ruiming dan Executive Director PT. China State Construction Overseas Development Shaghai Li Jie saat memberikan pemaparan di sela-sela penandatanganan kerja sama main contractor award The Lana Apartement, di Jakarta, Kamis (9/11)./JIBI-Nurul Hidayat
Presiden Direktur PT Brewin Mesa Sutera Bill Cheng (dari kiri), Executive Director China State Construction Overseas Development Southeast Asia Wang Ruiming dan Executive Director PT. China State Construction Overseas Development Shaghai Li Jie saat memberikan pemaparan di sela-sela penandatanganan kerja sama main contractor award The Lana Apartement, di Jakarta, Kamis (9/11)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Apartemen premium The Lana, garapan pengembang asal Singapura PT Brewin Mesa Sutera, menjual 15 unit tiap bulan di tengah kondisi daya beli properti yang lemah.

Apartemen The Lana diluncurkan pada akhir 2016 dan sudah terjual 220 unit dari total 550 unit yang tersedia.

Bill Cheng, President Director PT Brewin Mesa Sutera, mengungkapkan tidak mudah untuk mendapatkan total penjualannya belum lagi melihat kondisi daya beli yang lemah dan The lana merupakan apartemen yang tergolong kelas premium.

“Kami menjual lebih dari 15 unit high-end dalam waktu satu bulan, yang kami lihat dan yakin tidak ada pengembang lain yang melakukannya di pasar yang tengah melemah saat ini,” ujarnya di Jakarta Selasa (27/3/2018).

The Lana yang berlokasi di Alam Sutera, Serpong memiliki kisaran harga Rp1,5 miliar- Rp5 miliar per unitnya dan ditargetkan untuk rampung pada kuartal dua 2020.

Berdasar Rumah.com Property Index 2017, indeks property Indonesia hanya naik tipis 1,4% pada Q1 2017 dan berlanjut pada Q2 tumbuh sebesar 0,97%. Di Q3, pasar properti terlihat stagnan.

Berdasarkan data tersebut, pasar properti menunjukkan tanda-tanda pemulihan tetapi penjual masih memperhatikan daya beli konsumen. Hal ini menunjukan bahwa pasar properti berada dalam fase “soft market”.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper