Bisnis.com, JAKARTA - Insiden terbakarnya alat bongkar muat jenis reach stacker di lapangan Halal Logistic & Cold Storage Multi Terminal Indonesia pada Sabtu (24/3) membuat pemilik barang di pelabuhan tersibuk di Indonesia itu merasa cemas.
Sekjen Badan Pengurus Pusat Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (BPP GINSI) Erwin Taufan menyatakan PT. Pelabuhan Indonesia II/IPC maupun manajemen MTI harus transparan menyampaikan hasil investigasi insiden tersebut.
Pada Sabtu siang (24/3), satu unit reach stacker yang sedang dioperasikan di lapangan halal logistic dan cold storage (HLCS) MTI terbakar. Tidak ada korban jiwa dalam insiden itu. Lokasi HLCS-MTI berada pada gate utama pelabuhan Tanjung Priok.
PT MTI-anak usaha Pelindo II/IPC, menyewa reach stacker itu dari vendor PT.Wiryo Crane Perkasa yang sekaligus menyiapkan tenaga operatornya.
"Sebagai pemilik barang, kami merasa khawatir sekaligus prihatin dengan kejadian ini. Apalagi pelabuhan Priok merupakan pintu gerbang lalu lintas perdagangan Indonesia. Kok masih terjadi insiden yang berpotensi mengancam faktor keamanan dan keselamatan barang di pelabuhan," ujarnya kepada Bisnis, Senin (26/3/2018).
Dia menyebutkan, secara umum pelabuhan Priok sudah comply dengan aturan keselamatan kapal dan barang yang diamanatkan international ship and port facility code (ISPS).
Baca Juga
"Makanya kami kaget dengan adanya insiden itu. Peristiwa seperti ini tidak boleh terjadi lagi karena efeknya memengaruhi tingkat kepercayaan pelaku bisnis terhadap fasilitas pelabuhan Priok," paparnya.
Dia mengatakan, PT. MTI yang juga anak usaha PT.Pelindo II/IPC dalam penanganan logistik jangan hanya berorientasi ambil untung dari layanan di HLCS itu. PT. MTI, ujarnya, mesti fokus pada pelayanan dan selalu siap untuk menjaga keselamatan kerja dan maintenance peralatannya.
Selama ini, imbuhnya, pemilik barang merasakan tarif di HLCS naik terus tetapi safety alatnya tidak memadai sehingga layanan menjadi lambat.
"Direksi maupun komisaris MTI harus bertanggung jawab atas insiden itu. Di sisi lain manajemen Pelindo II juga harus serius melakukan pengawasan terhadap kinerja operasional anak perusahaanya," ujar dia.