Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kebakaran Alat Bongkar Muat MTI : IMLOW Usulkan Bentuk Komite Independen Keselamatan Pelabuhan

Pegiat serta pemerhati logistik dan kemaritiman dari Indonesia Maritime, Logistic & Transportation Watch, IMLOW, mengusulkan adanya komite independen untuk pengawasan keselamatan pelayanan di pelabuhan.
Reach Stacker yang terbakar di lapangan HLCS-MTI, Sabtu (24/3/2018)./Bisnis-Akhmad Mabrori
Reach Stacker yang terbakar di lapangan HLCS-MTI, Sabtu (24/3/2018)./Bisnis-Akhmad Mabrori

Bisnis.com, JAKARTA - Pegiat serta pemerhati logistik dan kemaritiman dari Indonesia Maritime, Logistic & Transportation Watch, IMLOW, mengusulkan adanya komite independen untuk pengawasan keselamatan pelayanan di pelabuhan.

Sekjen IMLOW Achmad Ridwan Tento mengatakan komite independen itu bisa berasal dari unsur operator, pelaku usaha, dan pemerhati pelabuhan untuk mengawasi secara berkala seluruh aspek keselamatan di pelabuhan-pelabuhan Indonesia.

"Kejadian di lapangan MTI ini bisa sebagai pelajaran bahwa aspek keselamatan itu jangan kita lalaikan, Mesti dipantau terus menerus karenanya harus ada unsur independen yang melakukan kontrolnya," ujar Ridwan kepada Bisnis, Minggu (25/3/2018).

Dia mengatakan hal itu menaggapi insiden kebakaran alat bongkar muat jenis reach stacker di lapangan Halal Logistic Cold Storage (HLCS) yang dikelola Multi Terminal Indonesia (MTI), di kawasan pelabuhan Tanjung Priok.

"Saya rasa peristiwa itu juga bisa memengaruhi tingkat kepercayaan kalangan dunia usaha terhadap pelabuhan Tanjung Priok," paparnya.

Pada Sabtu siang (24/3), satu unit reach stacker yang sedang dioperasikan di lapangan HLCS MTI terbakar. Tidak ada korban jiwa dalam insiden itu. Lokasi HLCS-MTI berada pada gate utama pelabuhan Tanjung Priok.

PT MTI-anak usaha Pelindo II/IPC, menyewa reach stacker itu dari vendor PT.Wiryo Crane Perkasa yang sekaligus menyiapkan tenaga operatornya.

Komisaris PT.MTI  Toto Dirgantoro mengatakan masih menunggu hasil investigasi atas insiden tersebut.

"Ya lihat dari hasil investigasinya, dan bukan hanya cuma putus kontraknya tetapi kita juga mau lihat prosedurnya sesuai tidak dan apakah betul alat kita kurang sehingga harus pakai vendor," ujarnya kepada Bisnis, Minggu (25/3/2018).

Dikonfirmasi Bisnis, Minggu, Kepala Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok Arif Toha Tjahjagama, belum mau berkomentar banyak.

"Kami juga akan lakukan investigasi atas insiden itu," ujar Arif.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akhmad Mabrori
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper