Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. menyatakan pemasangan kartu ATM berteknologi chip baru sekitar 5%.
Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI) Suprajarto mengatakan bahwa rendahnya penggantian kartu ATM ke teknologi chip akibat proses yang harus dilalui tidaklah mudah.
"Ada beberapa langkah yang harus kita lakukan tapi itu terus kita lakukan. Insyaallah pertengahan tahun depan selesai, walaupun mungkn bank lain masih mundur sampai tahun 2022, tapi kita pengen cepat," tuturnya di Istana Negara, Kamis (15/3/2018).
Selain biaya yang dibutuhkan mahal, dia mengungkapkan penggantian itu harus dilakukan ke setiap nasabah sedangkan jumlah nasabah BRI mencapai 50 juta.
Bank Indonesia sendiri meminta kepada bank secara bertahap melakukan migrasi kartu ATM yang saat ini menggunakan magnetic stripe ke kartu yang berteknologi chip pada 2022.
Penggunaan kartu ATM dari standard kartu magnetik ke standar kartu chip memungkinkan data yang ada pada kartu nasabah sulit disalin, dipalsukan, dan diharapkan kejahatan pada transaksi elektronik dapat menurun.
Baca Juga
Sebelumnya diberitakan adanya aksi skimming di sebuah ATM di Kediri. Akibat kejadian itu, belasan nasabah BRI Unit Ngadiluwih, Kediri, Jawa Timur melaporkan adanya penarikan uang dari rekeningnya tanpa sepengetahuan mereka.
Jumlah kerugian akibat aksi skimming ATM ini diperkirakan tidak lebih dari Rp100juta.