Bisnis.com, JAKARTA — Tinggal di hunian vertikal, boleh dibilang menjadi pilihan sebagian masyarakat perkotaan. Saat lokasi rumah tapak mulai menjauh dari pusat kota, hunian vertikal di tengah kota menjadi alternatif yang didambakan.
Hanya saja, kendala hunian vertikal adalah ukurannya yang terbatas. Keterbatasan ukuran ruang mutlak membutuhkan perubahan pola pikir penghuni terhadap desain furnitur yang lebih kompak, multi guna sekaligus apik dipandang.
Roria Angelina Pakpahan, Project Manager Dekoruma menuturkan bahwa desain kompak yang ditawarkan bagi penghuni selain kompak dan multi guna karena menyatukan dua fungsi pada sebuah ruangan di apartemen harus mampu apik dipandang.
Furnitur lipat dengan desain kompak dan praktis adalah trik jitu mengatasi hunian dengan luas terbatas. Aplikasi furnitur lipat memiliki banyak kelebihan dan cocok untuk hunian mungil, seperti apartemen studio. Kelebihan yang paling utama dari furnitur ini adalah menghemat ruang.
Misalkan saja, furnitur lipat bisa dihadirkan di tempat tidur dan meja yang didesain kompak dengan tempat tidur. Meja multifungsi ini bisa digunakan sebagai meja makan dan meja belajar. Saat tidak digunakan, meja ini bisa dilipat dan merapat ke dinding
“Bukan hanya trik hemat ruangan, furnitur kompak yang built in [langsung terpasang] tersebut harus mampu memberikan tampilan dekoratif sehingga suasana hunian tetap nyaman karena suasana yang resik dan apik sekaligus membuat ruang apartemen terlihat lebih luas,” ujarnya dalam keterangan resmmi, Rabu (14/3/2018).
Baca Juga
Sementara itu, Marketing Director Green Pramuka City Jeffry Yamin menyatakan diperlukan niat baik dari para pengembang hunian vertikal untuk mengubah perspektif penghuni agar mampu beradaptasi dengan keterbatasan ruangan hunian yang mereka tinggali.
Jeffry menuturkan desain kompak nan praktis merupakan tuntutan yang muncul seiring dengan lahirnya tren generasi milenial menengah yang lebih memilih untuk tinggal di hunian vertikal dengan furnitur yang hemat ukuran, kepraktisan dan banyaknya penyimpanan.
Menurut dia tanpa peran aktif pengembang dalam memperkenalkan konsep desain interior kompak akan tidak mudah bagi penghuni untuk mengubah pola pikir yang telah terbiasa bermukim di landed house yang memiliki keleluasaan ruang.
“Ukuran hunian vertikal yang terbatas tidak lantas membuat penghuni merasa tidak nyaman. Melalui desain yang cantik, kompak dan multi guna apartemen tetap terasa nyaman untuk ditinggali. Untuk itu terdapat unit apartemen yang kami tawarkan berangkat dari konsep tersebut,” tuturnya.
Dia memberi gambaran, tower kesembilan bertajuk Magnolia yang dirilis pada Juli 2017 telah dilengkapi dengan compact furnish di masing-masing unit. Pembangunan tower ini sudah hampir rampung karena dibangun bersamaan dengan tower ke-8
“Gagap budaya serupa pernah terjadi saat tren landed house berukuran kecil. Banyak yang kaget ketika pindah dari rumah tinggal yang berukuran besar lantas terpaksa tinggal di rumah yang lebih kecil. Hal serupa terjadi saat orang pindah ke apartemen. Pola pikir ini tidak mudah diubah, harus dibiasakan dan itu juga menjadi tanggung jawab pengembang,” tegasnya.
Untuk itu Green Pramuka City sejak awal memiliki komitmen untuk berperan aktif mengubah pola pikir penghuni terhadap furnitur berdesain kompak secara langsung. Melalui program compact furniture free setiap unit apartemen yang ditawarkan telah dilengkapi furnitur kompak sehingga apartemen tetap terasa nyaman untuk ditinggali.
Dengan program compact furniture free diharapkan tercapai penataan ruangan yang kompak karena mampu mewadahi fungsi dan aktivitas yang beragam dan tetap nyaman ketika digunakan untuk fungsi yang beragam.
Misalnya tempat tidur kompak yang dapat dilipat sehingga menyatu ke dinding ketika tidak dipergunakan untuk menjadi ruangan bersantai atau meja kompak dengan kursi adalah solusi terbaik untuk ruangan apartemen yang memiliki luas terbatas.