Bisnis.com, MADIUN - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) siap mengerahkan tenaga ahli dan fasilitas teknologi, untuk berperan aktif membantu PT Industri Kereta Api atau PT INKA (Persero) dalam mencapai target waktu pengiriman 31 train-set atau rangkaian Light Rail Transit Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (LRT Jabodebek).
Kepala BPPT Unggul Priyanto mengatakan kerja sama bertujuan bertujuan menunjang pengembangan dan pembangunan industri perkeretaapian nasional, khususnya untuk menunjang proyek pembangunan Sarana LRT Jabodebek yang saat ini dikerjakan oleh PT INKA (Persero).
Kerja sama Pengkajian dan Penerapan Teknologi itu akan berjalan selama 10 bulan ke depan. Dia menuturkan tim teknis BPPT akan bekerja sesuai sistem mutu audit teknologi sekaligus memanfaatkan fasilitas laboratorium teknologi yang dimiliki BPPT.
"Kami di BPPT memiliki laboratorium teknologi yang berkompeten untuk mendorong agar industri dalam negeri yakni PT INKA, memiliki kesiapan teknologi dan mampu menjawab tantangan nasional untuk pembangunan kereta LRT," ujarnya di Madiun, Rabu (14/3/2018).
Adapun, pada Selasa (13/3), BPPT dan PT INKA secara resmi melakukan kerja sama untuk mendukung pembuatan LRT Jabodebek. Penandatanganan kerja sama itu dilakukan oleh Kepala Pusyantek BPPT Yenny Bakhtiar dan Direktur Teknologi dan Komersialisasi PT INKA, Agung Sedaju.
Unggul melanjutkan sarana LRT Jabodebek yang dibangun PT INKA menggunakan moving block, sehingga otomatis sesuai dengan Grade of Automation 3, atau tidak memerlukan masinis.
"Ini merupakan pembangunan LRT paling modern untuk kelas LRT, dan Indonesia mungkin menggunakan kelas yang terbaru. Khusus untuk LRT Jabodebek, jika telah beroperasi nanti, jeda jarak [head way] antar kereta LRT hanya sekitar 1,5 menit. Dengan demikian akan ada 30 perjalanan LRT per jam," tambahnya.