Bisnis.com, JAKARTA—PT Asia Pacific FibersTbk. optimistis bisnis tahun ini bakal tumbuh lebih baik.
Prama Yudha Amdan, Executive Assistant President Director Asia Pacific Fibers, mengatakan keyakinan tersebut antara lain didukung oleh kebijakan proaktif pemerintah dalam mencanangkan tekstil sebagai industri prioritas. Hal ini juga terlihat dari program revitalisasi industri tekstil yang segera dicanangkan oleh pemerintah, terutama perbaikan sektor tekstil hulu.
"Untuk pertumbuhan tahun ini kami menargetkan sekitar 10% hingga 12%, sedangkan capex kami menganggarkan US$10 juta yang sebagian besar digunakan untuk perbaikan permesinan," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (13/3/2018).
Untuk strategi pertumbuhan tahun ini, Prama menuturkan perseroan akan menyesuaikan dengan arah pasar dan program strategis negara. Emiten dengan kode saham POLY ini juga bakal berusaha memaksimalkan produk specialty (technical textile) agar dapat memberi nilai tambah dan meningkatkan kontribusi kepada ekspor nasional.
Sepanjang tahun lalu, perseroan mencatatkan penjualan senilai hampir US$400 juta atau naik dari penjualan 2016 senilai US$366juta. Hasil ini relatif sejalan dengan target pertumbuhan perusahaan yang ditetapkan pada 8% hingga 10%.
Prama juga menyebutkan komposisi penjualan 2017 didominasi untuk pasar domestik yang mencapai 80%, sedangkan sisanya ekspor. Dibandingkan dengan tahun lalu, terdapat peningkatan permintaan dalam negeri sebagai dampak dari sejumlah kebijakan pemerintah, di antaranya penertiban importir nakal. Hasilnya permintaan bahan baku yang biasa diperoleh dari impor bisa dipenuhi produsen dalam negeri.
"Kami sangat mengapresiasi penertiban impor berisiko ini, karena secara langsung dapat meningkatkan daya saing kita. Kami sebagai perusahaan dalam negeri berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan manufaktur lokal," ujarnya.
Dari sisi produksi, realisasi rata-rata mencapai 98% dibandingkan dengan dengan rencana aksi usaha APF 2017. Hal ini tidak terlepas dari perbaikan margin usaha akibat perbaikan pasar domestik pada kuartal III dan IV tahun lalu yang secara tidak langsung mengompensasi tekanan yang terjadi pada dua kuartal pertama.