Bisnis.com, JAKARTA -- Tren positif harga batu bara acuan hingga Maret 2018 dinilai sebagai sesuatu yang wajar mengingat masih dalam fase musim dingin di belahan bumi Utara.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI), Hendra Sinadia mengatakan secara umum harga komoditas pada awal tahun akan menguat. Hal itu biasanya berlangsung sejak mulai memasuki musim dingin pada akhir tahun.
Oleh karena itu, Hendra menilai kenaikan harga batu bara pada bulan ini masih sesuai ekspektasi. Dia berharap tren positif bisa tetap bertahan ketika memasuki pertengahan tahun. "Harga komoditas di awal tahun secara umum masih menguat. Ini masih dalam batas ekspektasi," katanya kepada Bisnis, Jumat (2/3/2018).
Adapun Kementerian ESDM menetapkan HBA Maret 2018 senilai US$101,86 per ton.Angka tersebut naik 1,16% dibandingkan dengan HBA Februari senilai US$100,69 per ton. HBA Maret 2018 menjadi yang tertinggi sejak Mei 2012. Kala itu HBA berada pada level US$102,12 per ton.
Setelah itu, HBA terus turun hingga nyaris menyentuh angka US$50 per ton. Baru pada pertengahan 2016 harga mulai bangkit dan terus berada dalam tren positif hingga sekarang.
Jika dirata-ratakan, dalam triwulan pertama 2018 ini HBA telah berada pada level US$99,36 per ton atau berada di atas rata-rata HBA sepanjang 2017 senilai US$85,92 per ton, apalagi jika dibandingkan dengan rata-rata HBA pada 2016 yang hanya senilai US$61,84 per ton.