Bisnis.com, JAKARTA – Kementrian Pertanian menganggarkan dana sebesar Rp3,68 triliun untuk pengadaan alat mesin dan pertanian (alsintan). Anggaran tersebut meningkat sekitar Rp 600 juta dibandingkan dengan tahun lalu.
Pada 2017, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan menganggarkan dana sebesar Rp3,62 triliun untuk alsintan.
Menteri Pertanian, Amran Sulaiman mengatakan sudah menyalurkan 8.000 unit alsintan kepada kelompok kerja (Pokja) petani di seluruh Indonesia. Dia menambahkan belum ada rencana untuk menambahkan penyaluran unit alsintan.
“Tetap 8.000 unit alsintan per tahun. Dalam rentang waktu tiga tahun saja, presentase penyaluran alsintan sudah meningkat sebesar 2.000%,”katanya.
Dia mengatakan telah membentuk sebuah brigade alsintan yang terdiri dari pokja petani dan Babinsa TNI AD. Aparatur ini dibentuk untuk mengawasi penggunaan alsintan agar tetap optimal diantara pokja petani.
Amran menemukan beberapa kasus dimana setelah masa panen alsintan disembunyikan dan tidak dipinjamkan ke kelompok petani.
Amran mengatakan kelompok tani yang tidak bisa memaksimalkan penggunaan alsintan atau malas-malasan, maka brigade ini bertugas untuk mengevaluasi dan mendistribusikannya ke kelompok petani tetangganya.
“Kami ingin alat dan mesin pertanian betul-betul optimal. Kalau ada malas-malasan kami pindahkan ke kelompok tetangga. Kami target per alat, contoh traktor roda 4, kami minta 2 hektare per hari atau hand tractor 0,2 hektare per hari dan itu wajib,”tegasnya.
Kebijakan tersebut diambil agar lahan dapat diolah dengan maksimal dan petani mendapatkan pemasukan yang optimal. Oleh sebab itu. brigade tersebut ditugasi memonitor alsintan per hari.
Satu brigade memonitor 4 alsintan berupa traktor. Mereka membentuk sebuah grup pesan di aplikasi Whatsapp per kabupaten yang dilaporkan ke Menteri mengenai kinerja alsintan yang diberikan ke pokja tani.