Bisnis.com, JAKARTA — Gubernur Federal Reserve Jerome Powell akhirnya membuka pintu kepastian untuk kenaikan suku bunga AS menjadi empat kali dalam tahun ini.
Powell membenarkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang semakin kuat membuat para pembuat kebijakan berpikir ulang untuk rencana kenaikan suku bunga sebelumnya, sebanyak tiga kali.
Di dalam testimoninya dalam jajak pendapat pertamanya di depan Komite Jasa Keuangan Kongres Amerika Serikat, Selasa (27/2/2018), Powell menjelaskan bahwa ada empat peristiwa besar yang menyebabkan pihaknya akan merevisi perkiraannya.
“Kita telah melihat laju pertumbuhan di pasar pekerja, lalu terdapat data-data yang bisa memberikan kepercayaan diri bahwa inflasi akan tumbuh sesuai target, kemudian kita telah melihat kekuatan pertumbuhan [ekonomi] di seluruh dunia, dan kita juga mengetahui bahwa kebijakan fiskal telah lebih stimulatif,” jelasnya, seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (28/2/2018).
Seth Carpenter, mantan penasihat The Fed yang kini menjabat sebagai kepala ekonom AS di UBS Securities mengatakan bahwa yang disampaikan oleh Powell merupakan suatu sinyal yang jelas untuk kenaikan suku bunga melebihi pernyataan The Fed pada Desember tahun lalu.
“Komite harus mengemukakan argumen yang kredibel untuk bisa menyangkal logika yang dia [Powell] katakan [tentang kekuatan pertumbuhan ekonomi dan pengetatan lebih cepat,” ujar Carpenter.
Sementara itu, Priya Misra, kepala strategi suku bunga global di TD Securities menyampaikan bahwa telah terjadi reaksi berlebihan di pasar terkait hal tersebut.
“Dia [Powell] telah memiliki kepercayaan diri terhadap outlook pertumbuhan dan inflasi daripada ketika pada Desember 2017, tetapi menurut saya pasar sedikit bereaksi berlebihan,” imbuh Misra.
Ucapan Powell pada hari itu telah menyebabkan imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun melonjak ke level tertingginya pada Selasa (27/2), mencapai 2,92% setelah ditutup 2,86% pada hari sebelumnya. Sementara itu, indeks S&P 500 melemah 0,9% pada 3:39 waktu New York.
Misra menambahkan, untuk laju kenaikan suku bunga The Fed tahun ini lebih dari tiga kali, harus ada bukti bahwa inflasi meningkat setidaknya pada pertengahan tahun.
Sebagai tambahan, Powell menjabat sebagai orang nomor satu di The Fed ketika ekonomi terbesar global tengah berubah arah. Seperti diketahui, laju pertumbuhan ekonomi telah menjadi lebih cepat dan tingkat pengangguran berkurang. Meskipun begitu, tingkat inflasi masih rendah di bawah target bank sentral Paman Sam, di bawah 2%.
Pejabat The Fed akan menyerahkan estimasi untuk ekonomi dan tingkat kenaikan suku bunga tahun ini dalam pertemuan resminya pada 20-21 Maret 2018.
The Fed memproyeksikan benchmark inflasi meningkat 1,7% pada 2017 dan telah berada di bawah target 2% selama lebih dari 5 tahun.
Di sisi lain, Powell juga mengatakan bahwa kebijakan moneter akan berupaya untuk tetap menjaga ekonomi tidak menjadi terlalu panas sambil membawa inflasi kembali kepada target awal.
“Kami [Fed] mencoba menyeimbangkan risiko dari kenaikan inflasi ke level 2% dengan memanasnya perekonomian,” tambah Powell.