Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah akan Konsisten Normalisasi Sungai Citarum

Panglima Komando Daerah Militer (Kodam III/Siliwangi) Mayjen TNI Doni Munardo menyatakan fokus dan konsisten menormalisasi Sungai Citarum.
Suasana pemandangan sungai Citarum di kawasan Rajamandala, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Senin (15/1)./ANTARA-Raisan Al Farisi
Suasana pemandangan sungai Citarum di kawasan Rajamandala, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Senin (15/1)./ANTARA-Raisan Al Farisi

Bisnis.com,JAKARTA-- Panglima Komando Daerah Militer (Kodam III/Siliwangi) Mayjen TNI Doni Munardo menyatakan fokus dan konsisten menormalisasi Sungai Citarum.

“Karena masalah utamanya adalah; banjir dan pencemaran lingkungan oleh pelaku industri. Kami ajak seluruh komponen masyarakat menjadi bagian program ini,” kata Doni Monardo yang juga menjabat sebagai Komandan Satuan Tugas (Wadan Satgas) Citarum Harum dari keterangan resminya dikutip Rabu (28/2).

‎Dia menargetkan bisa menghijaukan kembali kawasan hulu Sungai Citarum di Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung dengan melakukan penanaman pohon.

Pertama pihaknya menargetkan hulu Sungai Citarum kembali hijau dengan penanaman pohon rasamala, puspa, ekaliptus, Pinus dan tanaman selingan lainnya. Itu kunci menangani masalah banjir. Penanganan banjir memang rumit tapi past iada solusinya.

Sejak akhir tahun lalu, pemerintah pusat telah mencanangkan program Citarum Harum untuk mengembalikan fungsi sungai sepanjang hampir 300 kilometer itu melalui program Citarum Harum.

Gubernur Jawa Barat, AhmadHeryawan ditunjuk sebagai Komandan Satgas, sedangkan Wakil Komandan

Satgas adalah Panglima Kodam III Siliwangi, Doni Monardo.

Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWS) sempat mengeluarkan data soal deforestrasi hutan di hulu sungai. BBWS pada 2000 sempat mencatat‎ tegakan pohon di sekitar hulu sungai mencapai 27.966 hektare dan benurun jadi hanya 4.566 hektare saja pada 2009. Umumnya, hutan berubah fungsi jadi kebun. Itu di hulunya saja, belum lagi di hulu di anak sungainya.

“Masyarakat di sana harus beralih profesi tidak hanya berkebun di dataran tinggi dengan membuka hutan karena itu tidak baik untuk ekologi. Tapi harus beralih menanam tanaman lain, seperti kopi misalnya. Selain mampu menyerap air, harga kopi pun sedang bagus di pasaran,”imbuh jenderal bintang dua ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper