JAKARTA — Untuk memastikan Proyek Strategis Nasional berjalan sesuai dengan target yang dicanangkan, Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas terus mengakomodasi permasalahan di sejumlah proyek yang sedang berjalan. Komite juga mendorong agar proyek-proyek yang belum memiliki komitmen untuk segera mendapatkan kepastian pendanaan dengan sejumlah jurus.
Guna mengetahui apa saja yang telah dan akan dilakukan KPPIP, Bisnis mewawancarai Direktur Program KPPIP Rainier Haryanto, pekan lalu. Berikut petikan wawancara tersebut.
Bagaimana perkembangan pembangunan PSN royek Strategis Nasional sejauh ini?
Sesuai dengan statement Pak Deputi Menko [Ketua KPPIP Wahyu Utomo], sampai akhir 2018 kami targetkan sebanyak 75 proyek sudah sebagian beroperasi atau/dan sudah beroperasi total. Perinciannya, 75 proyek ini akumulasi proyek dari PSN awal. Sebelumnya kan kami sudah menyelesaikan 20 proyek yang tercantum di Perpres Nomor 3/2016. Lalu, tahun lalu kami sudah selesaikan enam proyek lagi, ini yang tercantum di Perpres Nomor 58/2017. Jadi, masih ada 49 proyek lagi yang kami targetkan sudah beroperasi total atau sebagian beroperasi pada 2018. Adapun, per bulan lalu sudah bertambah lagi dua proyek yang selesai. Jadi, saat ini proyek yang sudah selesai ada delapan dan target kami mengejar sisanya.
Contoh yang sudah beroperasi sebagian itu adalah jalan tol Becakayu [Bekasi—Cawang—Kampung Melayu]. Bila ditotal, sejauh ini yang sudah beroperasi sebagian ada 37 proyek.
Sudah adakah hasil terkait dengan evaluasi PSN?
Baca Juga
Kami masih akan menghadap Pak Menko [Menko Perekonomian Darmin Nasution] karena diminta untuk mempresentasikan draf yang kami evaluasi sampai saat ini. Belum perfect karena kami masih verifikasi beberapa informasi. Kami rasa minggu depan [minggu ini] sudah mulai firm bagaimana arah sejumlah proyek ke depannya.
Arahnya akan ada proyek strategis yang dipangkas?
Saya harus jawab begini, kalau dibuka perpresnya, perpresnya sendiri bilang kalau 6 bulan sekali dievaluasi. Jadi, ini bukan barang baru. Artinya, kami melakukan ini secara reguler. Tahun lalu, waktu kami mulai itu berdasarkan Perpres Nomor 3/2016 ada 225 proyek plus 1 program, selesai 20 proyek. Dari situ 20 proyek yang sudah selesai ini kami keluarkan dan pada saat bersamaan kami keluarkan 15 proyek lain. Kenapa 15 proyek tersebut dikeluarkan? Karena dengan pertimbangan tidak memungkinkan kondisi perekonomian saat ini untuk mempertahankan proyek-proyek itu.
Apa saja kriteria untuk dikeluarkan dari daftar PSN?
Secara garis besar, ada persyaratan dasar, strategis, dan operasional. Kami sebenarnya punya 16 major criteria dan kalau diturunkan lagi bisa ada 30 subcriteria. Jadi, kriteria ini sifatnya semikuantitaif, dengan bobot tertentu dalam kriterianya. Akan terus begitu. Proyek ini berdampak strategis itu salah satu. Misalnya, salah satunya memberi dampak terhadap pertumbuhan ekonomi sekitar, tetapi juga ada hal-hal lain dalam poin-poin tadi. Itu yang menyebabkan akan keluar atau masuk nantinya untuk PSN.
Jadi, ada peluang proyek baru akan masuk lagi dalam daftar PSN?
Mungkin, tetapi salah satu persyaratan utamanya yang kami kejar itu adalah financial close harus selesai. Bukan proyeknya selesai ya, tetapi bagaimana proyek itu bisa dimulai karena pekerjaan rumah kami adalah memulai proyek. Karena kalau di kami construction itu yang kami mulai adalah yang memiliki komitmen finansial. Yang tidak bisa berhenti lah, sudah pasti akan jalan. Kami tidak mau ada proyek-proyek mangkrak lagi.
Bagaimana dengan proyek prioritas PSN? Apakah ada peluang juga untuk ditambah?
Mungkin belum ya. Jadi, begini. Untuk ditetapkan sebagai PSN saja 16 kriteria. Prioritas 20 kriteria lagi di atasnya, berarti ada 36. Artinya, 20 itu sangat technical sekali analisisnya untuk masuk sebagai proyek prioritas.
Sejauh ini, apakah pembebasan tanah masih jadi tantangan utama dalam pembangunan PSN?
Setiap kami monitoring dan evaluasi, kami selalu mendata masalah, setelah itu kami kelompokkan. Ada lima masalah besar yang dihadapi, yaitu masalah perencanaan dan penyiapan, pembebasan lahan, pendanaan, konstruksi, dan perizinan. Namun, ini trennya berubah dari 12 bulan sebelumnya. Dulu memang masalah pembebasan lahan menyumbang 49%, tetapi sekarang turun jadi 29%. Perencanaan dan penyiapan proyek sekarang bergeser menjadi yang terbesar sebesar 33%, ini yang kami sedang perbaiki.
Apakah target penyelesaian PSN akan terganggu karena adanya penghentian sementara pekerjaan konstruksi layang?
Kami belum tahu, tetapi setiap kecelakaan pasti ada penyebabnya. Mengganggu atau tidak terhadap waktu kami tetap harus tahu sumber masalahnya itu apa. Penghentian sementara ini, menurut saya, ada kebaikan juga, dilihat kembali dan menata ulang sumber masalahnya apa. Dan juga perbaikan ke depannya seperti apa.
Kalau sumber masalahnya hanya konstruksi, artinya metodologi konstruksi, mungkin mengganggunya enggak banyaklah. Namun, kalau masih ditemukan permasalahan dari desain, itu kan harus didesain ulang kan. Jadi, kalau ditanya sekarang, saya belum tau apakah akan mengganggu atau tidak. Kan harus lihat satu-satu hasil investigasi sejumlah proyek.