Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) menjamin daging kerbau beku impor yang akan didatangkan dari India tidak akan merembes ke pasar basah.
Direktur pengadaan Bulog Andrianto Wahyudi mengatakan daging impor tersebut tidak akan dijual ke pasar basah. Oleh sebab itu dia tidak menyiapkan langkah antisipasi terkait kemungkinan merembesnya daging kerbau asal India.
“Kami tidak akan menjual ke pasar basah,” tegasnya kepada Bisnis, Senin (26/2).
Andrianto memperkirakan daging kerbau beku tersebut akan tersedia setelah bulan Maret, karena masih harus menjalani proses yang panjang. Diantaranya adalah penyediaan pasokan kerbau, pemotongan, pengangkutan, pemuatan dan pelayaran.
“Akhir Maret tampaknya belum [sampai], karena lead time dari India lebih dari satu bulan. Pemasok membeli kerbau, memotong, mengemas, dam mengangkut ke kontainer. Lalu memuat di pelabuhan dan pelayaran selama 14 hari. [Estimasi sampai] lebih dari satu bulan,” katanya.
Selain itu, Bulog merencanakan pembelian daging kerbau impor akan dilakukan secara bertahap. Setiap pengiriman daging beku yang disetujui sebesar 20.000 ton per kontrak.
“Bertahap ya kami akan impor sekitar 20.000 ton per kontrak,” katanya.
Bulog akan melakukan proses lelang daging beku kerbau impor pada minggu ini. Dia memperkirakan terdapat 7 perusahaan yang sudah tersertifikasi halal akan mengikuti proses lelang. Sementara untuk detil pelaku, Andrianto tidak dapat menyebutkan detilnya.
Dia mengatakan saat ini konsumsi protein per kapita Indonesia relatif rendah. Oleh sebab itu daging impor tersebut dapat menjadi alternatif bagi konsumen agar dapat mengonsumsi protein hewani dengan harga yang terjangkau.
Pada tahun ini, Bulog akan mengimpor daging kerbau beku asal India sebanyak 100.000 ton untuk persediaan sepanjang 2018. Bulog menyediakan dana hingga Rp1 triliun untuk merealisasikan proyek ini.