Bisnis.com, JAKARTA— Menteri Pariwisata Arief Yahya menjelaskan Badan Otorita Labuan Bajo segera terbentuk menyusul telah ada penambahan luas lahan kawasan ekonomi khusus (KEK) pariwisata.
“Lahan sudah beres semua. Sebelumnya kurang [hanya] 200 hektare, saya tidak mau terlalu kecil, akhirnya saya minta 400 hektare dipenuhi. Triwulan I ini saya pastikan ditandatangani presiden,” ujarnya kepada Bisnis.
Menurutnya, pembentukan KEK pariwisata bertujuan mempermudah proses investasi bagi para investor yang tertarik menanamkan modalnya. Dengan menjadi KEK, investor cukup melewati proses perizinan satu pintu yang terintegrasi sehingga investasi lebih cepat direalisasikan.
Sementara itu, Ketua Tim Percepatan 10 Destinasi Prioritas Kementerian Pariwisata Hiramsyah S. Thaib mengatakan proses verifikasi lahan dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah rampung. Dia mengatakan jenis lahan yang akan digunakan untuk pengembangan pariwisata merupakan lahan milik negara, dan mayoritas merupakan hutan tidak produktif yang berada di bawah kewenangan KLHK.
“Alhamdulillah sudah beres semua, sekarang lagi proses administrasi sama setkab [sekretaris kabinet]. Harusnya sih dalam waktu dekat sudah bisa diajukan ke Pak Presiden,” tambahnya.
Dia menjelaskan, setelah perpres terbit selanjutnya pihaknya mengadakan seleksi pengurus Badan Otorita Labuan Bajo dalam tiga bulan ke depan. Pembentukan pengurus tersebut sekaligus berkenaan dengan penentuan tugas dan fungsi badan otorita.
Menurutnya, nantinya badan otorita dituntut untuk melakukan percepatan pengembangan kawasan destinasi pariwisata prioritas tersebut. Terlebih mengingat kawasan Labuan Bajo termasuk dalam paket wisata yang ditawarkan dalam pertemuan IMF-World Bank pada Oktober mendatang.
Dia mengatalan pemerintah telah berhasil memasarkan setidaknya 60 paket wisata dengan potensi devisa mencapai Rp400 miliar dari acara yang akan dihadiri sekitar 15.000 tokoh keuangan dari 189 negara tersebut. Selain Labuan Bajo, daerah lainnya yang ditawarkan dalam paket wisata angara lain Bali, Lombok, Banyuwangi, Danau Toba dan Toraja.
Hiramsyah menambahkan, sembari menunggu penerbitan perpres mengenai Labuan Bajo terbit, pihaknya juga tengah menyiapkan pembentukan Badan Otorita Bromo Tengger Semeru dan Wakatobi. Keduanya dipersiapkan untuk terbentuk pada kuartal kedua atau ketiga pada tahun ini.
“Lahannya juga sudah tersedia, sekarang lagi proses verifikasi,” ujarnya.
Dia menjelaskan, lahan yang akan menjadi KEK Pariwisata Bromo Tengger Semeru yang disiapkan seluas 325 hektare, sedangkan lahan untuk KEK Wakatobi lebih luas yaitu mencapai 524 hektare. Dia menyebut, luasan lahan yang akan dikembangkan bersifat fleksibel. Artinya, pemerintah dapat menambah lahan tersebut sewaktu-waktu apabila diperlukan.
“Labuan Bajo Flores yang kita siapkan ini baru [pengembangan] tahap I, memungkinkan juga untuk pengembangan lanjutan. Jadi ada kemungkinan untuk adendum perpres,” jelasnya. (Deandra Syarizka)