Bisnis.com, JAKARTA— Guru Besar Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santosa menyebutkan ketersediaan lahan akan menjadi tantangan terbesar dalam realisasi swasembada bawang putih yang diharapkan bisa tercapai di 2019.
Menurutnya, untuk bisa memenuhi sendiri kebutuhan bawang putih dalam negeri, setidaknya harus tersedia lahan seluas 100.000 hektare (ha) dengan mempertimbangan berbagai faktor seperti produktivitas tanaman, potensi kerusakan baik selama penanaman hingga produk sampai ke tangan konsumen.
Saat ini, Andreas mencatat bahwa kebutuhan bawang putih dalam negeri mencapai 500.000 ton -600.000 ton per tahun.
“Itu perlu lahan paling tidak 100.000 ha walaupun Kementan bilang sekitar 60.000 ha ya di lihatlah kenyataan di lapangan bawang putih itu seperti apa. Kalau memang bisa 1 ha 10 ton ya mungkin. Itu juga nanti dihitung tingkat kerusakan dan sebagainya kan,” katanya.
Hal yang membuat sulitnya mendapatkan lahan guna memenuhi target swasembada bawang putih ini adalah karakter komoditas itu sendiri. Untuk bisa memproduksi bawang putih dengan kualitas yang baik, kata Andreas di butuhkan lokasi lahan dengan ketinggian setidaknya 1.000 meter di atas permukaan laut.
Padahal, lahan dengan karakterstik ini menurutnya sudah penuh dengan tanaman lain yang juga penting seperti kentang, lain-lain. Jika dipaksakan, maka kemuningkinan lahan untuk komoditas lain akan tergeser.
Untuk itu, menurutnya, Indonesia tidak perlu memaksakan diri untuk bisa berswasembada di semua komoditas mengingat terbatasnya lahan yang ada.
“Harus diingat, kita miliki keterbatasan lahan sehingga prioritas sajalah” tegasnya.