Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kota Baru Ditambah

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menginisiasi 4 usulan wilayah baru yang berpotensi didukung sebagai kota baru di luar 10 kota baru yang direncanakan dalam RPJMN selama periode 2015-2019.
Kota Padang/Setkab.go.id
Kota Padang/Setkab.go.id

Bisnis.com, JAKARTA--Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menginisiasi 4 usulan wilayah baru  yang berpotensi didukung sebagai kota baru di luar 10 kota baru yang direncanakan dalam RPJMN selama periode 2015-2019.

Direktur Rumah Umum dan Komersial (RUK) Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Dadang Rukmana menyebutkan 4 kota baru yang diinisiasi yakni Sovivi di Maluku Utara, dan Tanjung Selor di Kalimantan Utara, yang merupakan ibu kota provinsi baru yang peru didukung. Selanjutnya Sei Mangkai yang memiliki potensi investasi pengolahan minyak sawit di Sumatra Utara, dan Bandar Kayangan, Lombok.

“Semuanya sudah diusulkan Kementerian PUPR dengan desain rencana pembangunan Infrastruktur. Tapi untuk grand design kami masih tunggu dari Bappenas,” katanya Rabu (14/2).

Menurutnya, kehadiran kota baru diperlukan guna menghindari pertumbuhan penduduk yang merambah ke mana-mana. Selain itu juga efisiensi dalam investasi infrastruktur seperti listrik dan pembangunan sarana air bersih.

Sebelumnya, terdapat 10 kota baru publik yang diamanatkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2015—2019 yakni Maja, Padang, Palembang, Pontianak, Banjar Baru, Tanjung Selor, Makasar, Manado, Sorong dan Jayapura

Selanjutnya, dia mengatakan untuk menggarap master plan dan penandatanganan nota kesepahaman harus bekerja sama dengan pengembang yang menguasai lahan di masing-masing wilayah. Pemerintah mengharapkan dukungan pengembang membangun kawasan perkotaan baru yang menyediakan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan terkoneksi dengan program sejuta rumah.

Adapun, untuk 10 kota baru yang telah dicanangkan Dadang menyebut kondisi di daerah Padang rawan akan bencana. Selain itu, pertumbuhan ekonomi dan penduduk pada daerah tersebut juga dinilai sudah terlalu padat. Jadi lebih mendesak untuk disiapkan areal baru di daerah itu untuk mengurangi pertumbuhan perkotaan di ladangnya sendiri.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper