Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengusulkan Sistem Penyediaan Air Minum Jatigede di Sumedang, Jawa Barat dibangun dengan skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha atau KPBU.
Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR Sri Haryoto mengatakan bahwa rencananya pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Jatigede secara KPBU dilakukan dalam dua tahap.
"Pembangunannya dibagi menjadi dua tahap, sekarang sedang diusulkan untuk diselenggarakan secara KPBU," ujarnya kepada Bisnis, pekan lalu.
Tahap pertama dibangun berkapasitas 1.500 liter per detik dan tahap kedua 2.000 liter per detik sehingga secara kapasitas total SPAM Jatigede adalah 3.500 liter per detik.
Sri menambahkan perkiraan total biaya investasi proyek tersebut ialah Rp2,35 triliun. "Untuk tahap pertama investasinya Rp2,20 triliun dan tahap kedua Rp2,15 triliun. Tentu ada VGF [viability gap Fund] dari pemerintah."
Nantinya, SPAM ini akan mengambil air dari Bendungan Jatigede dan menyalurkan air di wilayah Kabupaten Sumedang, Indramayu serta Kota dan Kabupaten Cirebon (Cirebon Raya).
Baca Juga
Bendungan Jatigede memiliki kapasitas tampung 979,50 juta meter kubik dan telah beroperasi penuh.
Bendungan terbesar kedua di Indonesia setelah Jatiluhur tersebut telah mengairi 90.000 hektare lahan sawah yang ada di Indramayu, Majalengka, dan Cirebon.
Bendungan yang diresmikan pada 2015 itu dibangun di lahan 5.000 hektare dengan ketinggian air maksimal 260 meter. Bendungan ini akan menghasilkan listrik 110 megawatt.
"Nanti enggak akan ganggu turbin. Jadi, airnya ada yang ke turbin ada juga yang ke SPAM Jatigede," ucapnya.
Sri menargetkan pembangunan SPAM Jatigede dapat dibangun pada 2020. Pasalnya, dibutuhkan waktu 2 tahun dari pengajuan KPBU hingga akan mulai konstruksi.