Bisnis.com, JAKARTA – Pabrikan kapal nasional, PT PAL Indonesia menyebut perseroan harus mencadangkan depresiasi penyusutan sebesar Rp80 miliar dalam 20 tahun ke depan.
Direktur Utama PAL Indonesia Budiman Saleh mengatakan hal tersebut sebagai imbas dari penyertaan modal negara (PNM) sebesar Rp1,5 trilin pada 2015.
“Itu kan enggak murah ya. Untuk itu kami perlu menjaga kontinuitas dan konsistensi produk, baik dari kapal permukaan maupun kapal perang bawah air,” tuturnya di Jakarta, Rabu (7/2/2018).
Budiman mencontohkan, jika pembuatan satu unit kapal mempunyai margin sebesar 10%, maka pihaknya harus memiliki kontrak kerja setidaknya Rp800 miliar.
Sehingga, dia berharap kementerian maupun lembaga terkait dapat memilih PAL Indonesia sebagai opsi pertama dalam membangun kapal, khususnya yang bertipikal kombat. “Jadi bagian sinergi BUMN juga kan,” terangnya.
Sebagai informasi, pabrikan asal Kota Pahlawan tersebut tengah mengajukan tabahan modal kepada pemerintah sebesar Rp1,29 triliun melalui mekanisme penyertaan modal negara (PMN). Nantinya, sejumlah dana itu bakal digunakan untuk memperkokoh kompetensi kemandirian industri kapal selam dalam negeri.