Bisnis.com, SINGAPURA - PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk. fokus menggarap pasar perawatan dan perbaikan pesawat udara di Asia dan Australia menyusul keikutsertaan perseroan dalam ajang Singapore Airshow 2018.
Direktur Utama (Dirut) Garuda Maintenance Facility (GMF) Aero Asia Iwan Joeniarto mengatakan Asia dan Australia merupakan dua kawasan dengan pertumbuhan angkutan udara tertinggi di dunia.
"Kami fokus ke pasar Asia dan Australia karena masalah MRO [Maintenance, Repair & Overhaul] itu juga, masalah geografis juga potensinya," sebutnya di sela-sela ajang Singapore Airshow 2018 di Singapura, Selasa (6/2/2018).
Menurut Iwan, pasar regional Asia kini mulai tumbuh dengan negara bidikan yaitu Vietnam, Thailand dan Korea Selatan. Dia menjelaskan pasar Asia dan Australia cukup menjanjikan untuk mendongkrak pendapatan non afiliasi. Di sisi lain, perseroan sudah mengurangi ekspansi ke Eropa dan Amerika karena sudah banyak pesaing di dua benua itu.
Selama ini, sekitar 52% pendapatan GMF masih disumbangkan perusahaan afiliasi yaitu PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) dan sebagian lagi dari PT Citilink Indonesia. Sementara itu, 48% pendapatan GMF kini disumbang perusahaan non afiliasi.
Dalam 10 tahun mendatang, komposisi pendapatan dari perusahaan afiliasi ditargetkan hanya 40% dan 60% lainnya diharapkan datang dari perusahaan non afiliasi.
Pasar domestik juga tetap menjadi prioritas karena pasarnya cukup besar. Saat ini, maskapai domestik yang sudah memiliki kontrak perawatan jangka panjang adalah Sriwijaya Air Group, AirAsia Indonesia, dan beberapa maskapai lain.
Meski persaingan di regional tidak bisa dihindari, tapi Iwan meyakini GMF memiliki kapasitas untuk memenangkan kompetisi.
"Kami datang dengan solusi baru. Siapa yang datang dengan solusi ini saya kira yang akan menang," tambahnya.