Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Batu Bara di Februari Tembus Level US$100 per Ton

Harga batu bara acuan (HBA) melanjutkan tren prositif setelah kembali menembus level US$100 per ton pada Februari 2018.
Tempat penampungan batu bara./Bloomberg-Andrew Harrer
Tempat penampungan batu bara./Bloomberg-Andrew Harrer

Bisnis.com, JAKARTA - Harga batu bara acuan (HBA) melanjutkan tren prositif setelah kembali menembus level US$100 per ton pada Februari 2018.

Berdasarkan data dari Kementerian ESDM, HBA Febuari 2018 ditetapkan senilai US$100,69 per ton atau naik 5,39% dari HBA Januari senilai US$95,54 per ton. HBA tersebut jadi yang tertinggi sejak Desember 2016 yang berada pada level US$101,69 per ton.

Sebelum Desember 2016 tersebut, HBA terakhir kali menyentuh level US$100 per ton pada Mei 2012, tepatnya US$102,12 per ton. Setelah itu, harga batu bara terus merosot hingga akhirnya mulai bangkit pada pertengahan 2016.

Jika dirata-ratakan, dalam dua bulan pertama 2018 ini HBA telah berada pada level US$98,12 per ton atau berada di atas rata-rata HBA sepanjang 2017 senilai US$85,92 per ton. Apalagi jika dibandingkan dengan rata-rata HBA pada 2016 yang hanya senilai US$61,84 per ton.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan kenaikan HBA sesuai dengan kenaikan indeks-indeks internasional pembentukknya. Adapun keempat indeks penyusun tersebut adalah Indonesia Coal Index (ICI), New Castle Global Coal (GC), New Castle Export Index (NEX), dan Platts59 dengan masing-masing indeks memiliki bobot 25%.

Agung menjelaskan peningkatan permintaan batu bara dari China memicu kenaikan harga pada indeks-indeks tersebut. Hal itu disebabkan penggunaan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang juga meningkat.

"Permintaan dari China memang naik. Salah satunya itu, banyak yang sebelumnya pakai pembangkit EBT [energi baru terbarukan] balik lagi ke PLTU," ujarnya di kantor Kementerian ESDM, Selasa (6/2/2018).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lucky Leonard
Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper