Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kendala Bahan Baku Jadi Ganjalan Industri Makanan dan Minuman

Adhi S Lukman, Ketua Umum GAPMMI, mengatakan industri makanan dan m
Adhi S. Lukman, Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi)./Antara
Adhi S. Lukman, Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA—Laju pertumbuhan industri besar dan sedang pada akhir 2017 kembali meningkat setelah mengalami perlambatan pada tahun sebelumnya. Namun, peningkatan pertumbuhan tidak terjadi pada industri manufaktur mikro dan kecil. 

Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik, industri besar dan sedang tumbuh sebesar 4,74% sepanjang tahun lalu atau lebih tinggi dibandingkan dengan 2016 sebesar 4,01%. Pertumbuhan ini didorong oleh industri makanan yang naik 9,93% secara tahunan dengan sokongan sebesar 27,09% terhadap total produksi IBS.

Adhi S Lukman, Ketua Umum GAPMMI, mengatakan industri makanan dan minuman nasional masih menghadapi beberapa kendala, seperti ketergantungan bahan baku impor dan mesin serta teknologi yang belum bisa diciptakan di dalam negeri.

“Untuk bisa bersaing secara global, industri juga harus berinovasi. Dukungan ketersediaan bahan baku dan regulasi pemerintah sangat penting,” ujarnya akhir pekan lalu.

Sepanjang 2017, daya beli masyarakat, terutama kelas bawah menjadi tantangan utama industri makanan dan minuman. Adhi menyebutkan sektor makanan masih dapat tumbuh positif, sedangkan sektor minuman mengalami penurunan. 

Pada tahun ini, sektor makanan dan minuman diproyeksikan tumbuh lebih dari 10%. Menurutnya, faktor yang mendukung pertumbuhan industri ini antara lain penerbitan beberapa kebijakan deregulasi yang memudahkan pasokan bahan baku.

Peraturan tersebut antara lain Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38/2017 mengenai Rekomendasi Impor Produk Hortikultura dan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 91/2017 tentang Ketentuan Impor Produk Kehutanan yang memberikan kemudahan bagi pelaku industri untuk memperoleh impor bahan baku produksi dan kemasan.

Selain itu, tahun ini juga merupakan tahun politik yang umumnya peredaran uang meningkat.  Hal tersebut diharapkan ikut mendongkrak konsumsi makanan dan minuman. Yang penting, lanjut Adhi, pemerintah perlu memastikan pesta demokrasi tersebut berlangsung aman dan damai.

Sementara itu, industri mikro dan menengah tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 4,74% atau tumbuh melambat dibandingkan 2016 yang sebesar 5,78%. Industri komputer, barang elektronika, dan optik mencatatkan pertumbuhan paling tinggi, yaitu sebesar 35,25%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper