Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

APLN Segera Garap Kawasan Kota Maja

Bisnis.com, JAKARTA PT Agung Podomoro Land Tbk. akan segera menyusul Ciputra Group dan PT Bukit Nusa Indah Perkasa untuk mengembangkan kawasan kota baru yaitu Kota Maja, Kabupaten Lebak, Banten.
Direktur Utama PT Agung Podomoro Land Tbk. Cosmas Batubara bersama istri R/Ay. C. Pudyati Hadiwidjana, saat merayakan HUT ke-50 pernikahan di Jakarta, Minggu (7/1)./JIBI-Dwi Prasetya
Direktur Utama PT Agung Podomoro Land Tbk. Cosmas Batubara bersama istri R/Ay. C. Pudyati Hadiwidjana, saat merayakan HUT ke-50 pernikahan di Jakarta, Minggu (7/1)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA – PT Agung Podomoro Land Tbk. akan segera menyusul Ciputra Group dan PT Bukit Nusa Indah Perkasa untuk mengembangkan kawasan kota baru yaitu Kota Maja, Kabupaten Lebak, Banten.

Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land Tbk. Cosmas Batubara mengatakan niat tersebut memang sudah lama disampaikan kepada pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Cosmas menyebut, perusahaan dengan kode saham APLN ini mengantongi sekitar 700 hektare lahan di Maja yang siap dikelola.

“Kita memang Kota Maja dari awal sudah setuju, kami punya lahan 700 hektar dan kami mengharapkan pemerintah membangun infrastruktur menuju kesana,” jelas Cosmas kepada Bisnis, belum lama ini.

Dia menyebut kehadiran akses transportasi kereta menuju Maja sudah menjadi salah satu kelebihan dari Kota Maja. Ke depannya, kata Cosmas, jika Kota Maja dikembangkan secara bersama-sama oleh banyak pengembang bersama pemerintah maka target proyek ini bisa segera terselesaikan.

“Saya sangat mengharapkan selama pemerintahan Joko Widodo-JK ini dimulai pencangan kota itu, mudah-mudahan berikutnya pemerintah siapapun melanjutkan proyek itu sehingga bisa menjawab kebutuhan perumahan untuk sekitar Jabodetabek,” kata Cosmas.

Dia menegaskan proyek seperti ini memerlukan pertolongan pemerintah bukan sekadar untuk penyediaan akses transportasi dan infrastruktur. Sebaliknya, pemerintah perlu mendorong industri bergeser ke lokasi tersebut. Selain itu, pemerintah juga perlu mendorong akses jalan, listrik, dan water treatment di daerah tersebut.

“Jika pemerintah kekurangan dana, swasta dilibatkan untuk melakukan water treatment,” kata Cosmas.

Menurut mantan Menteri Perumahan Rakyat dan Menteri Tenaga Kerja era Soeharto ini, proyek kota baru jangan menggunakan air tanah. Dia mendorong agar pembangunan kota baru Maja, dan kota baru lainnya menggunakan water resources dengan treatment.

“Studi mengenai water treatment di daerah tersebut kan sudah mulai banyak dilakukan. Karena sungai Cisadane itu terlalu berat memikul kebutuhan air di daerah sekitar. Jadi studi-studi sedang banyak dilakukan,” paparnya.

Dia berharap, Maja bukan hanya dikembangkan sebagai perkotaan dengan water treatment. Cosmas menyebut, perencanaan kota ini juga harus memberikan ruang terbuka hijau. Tujuannya, agar kota Maja juga memiliki ciri khas dibandingkan sistem penghijauan di kota-kota lain.

“Misalnya, ada pohon jenis apa yang khusus ditanam di situ,” ungkap Cosmas.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Khalawi Abdul Hamid mengatakan saat ini Kota Maja sudah memiliki dua perumahan dengan konsep transit oriented development (TOD). Pertama, adalah perumahan Citra Maja Raya milik Ciputra Group dan Permata Mutiara Maja yang dikelola oleh PT Bukit Nusa Indah Perkasa.

Selanjutnya, kata Khalawi, masih ada dua pengembang lain yang akan membuka kawasan hunian yakni Agung Podomoro Land Group seluas 1000 hektar, dan Eureka Group seluas 250 hektar.

"Bukit Nusa ini sudah mulai dengan MBR subsidi. Secara luas itu lebih dari 40%. Kalau Citra Raya sudah, APLN dan Eureka menyusul," jelas Khalawi.

Kedatangan beberapa pengembang ini akan sangat membantu mengejar target 1 juta rupiah dan penyediaan rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).Khalawi menyebut, ada 9 kota selain Maja yang akan dikembangkan sebagai Kota Baru. Adapun sejumlah lokaso lain untuk Kota Baru antara lain di; Padang, Palembang, Tanjung Selor, Manado, Jayapura, Sorong, Makassar, dan Banjarbaru.

Dia menyebut, saat ini di Maja ada 1000 unit rumah subsidi yang disiapkan dari developer Bukit Nusa Indah Perkasa. Adapun perbedaan harga rumah subsidi sesuai ketentuan harga dari Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Pasalnya harga rumah bersubsidi maksimal Rp130 juta, dan non subsidi sebesar Rp160 juta sampai Rp300 juta.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper