Bisnis.com, JAKARTA — Kapasitas pekerja lokal di sektor konstruksi diklaim masih dapat berkompetisi dengan pekerja asing yang bekerja di Indonesia.
Akan tetapi, tingkat kompetitif sumber daya manusia (SDM) sektor konstruksi kita untuk bersaing di luar negeri masih jauh dari standar yang ditargetkan.
Ketua Umum DPN Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (Inkindo) Nugroho Pudji Raharjo mengatakan bahwa sejauh ini, keterampilan SDM di Indonesia masih cukup mampu mengimbangi pekerja asing yang bekerja di sektor konstruksi di Tanah Air.
Hal itu dibuktikan dengan banyaknya proyek skala besar di dalam negeri yang melibatkan tenaga kerja lokal sejak belanja nasional untuk pembangunan infrastruktur digelontorkan besar-besaran.
Hal itu juga tak lepas dari implementasi UU No. 2/2017 tentang Jasa Konstruksi yang mengakomodasi tenaga ahli Indonesia untuk ikut serta dalam pekerjaan konstruksi di dalam negeri.
Nugroho mengakui SDM lokal masih sulit memasok tenaga kerja ahli atau spesialis yang sesuai dengan kebutuhan industri sehingga tenaga asing masih diperlukan.
Baca Juga
“Ada kecenderungan kita kekurangan tenaga ahli dengan regulasi yang ada dan ini sedang berjalan. Jadi, LRT [light rail transit] dan MRT [moda raya terpadu] serentak meskipun ada ahli-ahli khusus dari dalam negeri, memang yang spesialis kita masih perlu tenaga ahli asing,” ujarnya kepada Bisnis.com, pekan lalu.
Nugroho mengatakan bahwa SDM lokal memang mampu bersaing dalam industri konstruksi nasional, tetapi dia meragukan SDM lokal dapat berbuat banyak untuk bersaing di luar negeri.
Tidak hanya soal keterampilan lebih yang dibutuhkan di luar negeri, tetapi juga dukungan pemerintah yang belum maksimal masih jadi ganjalan.
Ketua Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI) Davy Sukamta juga menilai bahwa daya saing SDM lokal masih kurang kompetitif untuk bersaing dengan pasar secara global.
Akan tetapi, menurutnya, pangsa infrastruktur di dalam negeri masih paling menarik dan berpotensi tumbuh lebih tinggi, dibandingkan dengan negara lain yang juga tengah menggenjot belanja infrastruktur mereka.
Dia menuturkan bahwa pemerintah harus memiliki peta jalan yang jelas untuk mencetak SDM berkualitas yang diarahkan dengan memberi pendidikan mumpuni.
Dengan begitu, sertifikasi tenaga kerja konstruksi yang tengah berjalan bisa dispesifikkan untuk menjawab tantangan yang dibutuhkan industri sehingga dapat mengeluarkan SDM yang berkompetensi dan berintegritas.