Bisnis.com, JAKARTA - Kehadiran generasi milenial yang membawa sejumlah harapan juga mendorong transformasi di sana-sini.
Kemajuan inovasi teknologi yang pesat dan pengaruh gaya hidup generasi milenial turut mendorong perubahan sistem dan tempat kerja berbagai perusahaan di dunia.
Kantor yang semula hanya menjadi tempat kerja perlahan bertransformasi menjadi tempat bersosialisasi dan berekreasi.
Fenomena tersebut terungkap dalam hasil riset ISS bersama Copenhagen Institute for Future Studies (CFIS) berjudul “Masa Depan Kerja, Tenaga Kerja, dan Tempat Kerja”.
Riset dilakukan terhadap lebih dari 4.500 profesional di berbagai belahan dunia. Hasil penelitian itu menyebutkan bahwa jumlah pekerja yang bergerak (mobile) kini mencapai 37% dari total tenaga kerja dunia, atau mencapai 1,3 miliar tenaga kerja.
Chief Marketing Officer Group ISS Peter Ankerstjerne mengatakan, kondisi tersebut menyebabkan sejumlah tantangan yang dihadapi para pemimpin di berbagai perusahaan, antara lain hanya 50% meja kantor yang terisi, hanya 15% karyawan yang merasa terikat dengan kantor, serta adanya penurunan kebutuhan terhadap ruang kantor.
Baca Juga
“Cara dan tempat kita bekerja saat ini akan sangat berbeda pada tahun 2020 mendatang. Jumlah milenial yang menginginkan keberagaman dan fleksibilitas dalam kantornya akan semakin besar,” ungkapnya, Minggu (21/1/2018).
Dia menambahkan, evolusi juga terjadi pada tren desain ruang perkantoran yang semula bersifat formal dan hierarkis, kini beralih ke ruang kerja berbasis aktivitas.
Dia menyebut kini lazim ditemui perusahaan di negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa yang mengintegrasikan kantornya dengan pusat kebugaran, bar, dan bahkan jasa laundry.
Perubahan itu dilakukan untuk memberikan rasa nyaman kepada setiap karyawannya, sekaligus memberikan wadah untuk bersosialisasi guna meningkatkan rasa keterikatan karyawan dengan tempatnya bekerja.
Sarana bersosialisasi yang menyenangkan ini juga membantu para pengambil keputusan membangun budaya perusahaannya kepada para pekerja.
“Pemanfaatan ruang kantor yang tidak terpakai untuk ruang aktivitas akan membantu membangun budaya perusahaan, dan kerja kolaboratif. Bagaimanapun, adanya budaya perusahaanlah yang membuat satu perusahaan teknologi seperti HP memiliki karakter yang berbeda dengan IBM atau Yahoo,” ujarnya.
Menurutnya, tempat kerja kini tak lagi sebatas mencakup fasilitas, tetapi lebih berbasis pengalaman.Tak mengherankan bila tren kantor virtual atau yang dikenal sebagai co-working space akan semakin menjamur di mana-mana.
Bahkan, dengan semakin berkembangnya teknologi yang memudahkan akan membuat semakin banyak orang bekerja dari rumah. Garis batas antara bekerja dengan liburan pun menjadi kian samar dan tipis.