Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Desain Kelola Tanah Abang Jadi Rujukan Stasiun Lain

Penataan lalu lintas di kawasan stasiun Tanah Abang akan dijadikan panduan untuk pembenahan stasiun lain. Upaya ini untuk mendorong masyarakat semakin nyaman menggunakan transportasi umum.
Petugas memasang rambu-rambu pemberhentian bus di Tanah Abang, Jakarta./Antara-Galih Pradipta
Petugas memasang rambu-rambu pemberhentian bus di Tanah Abang, Jakarta./Antara-Galih Pradipta

Bisnis.com, JAKARTA - Penataan lalu lintas di kawasan stasiun Tanah Abang akan dijadikan panduan untuk pembenahan stasiun lain. Upaya ini untuk mendorong masyarakat semakin nyaman menggunakan transportasi umum.

Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono mengatakan Stasiun Tanah Abang adalah satu dari 17 stasiun di Jabodetabek yang akan dibenahi.

"[Setelah itu] kami akan bergerak ke Stasiun Manggarai. Sekarang sudah ada model [penataan], kemudian ke Palmerah," katanya di Jakarta, Kamis (4/1/2018).

Stasiun Tanah Abang menjadi pemberhentian paling sibuk setelah Stasiun Gambir tidak lagi melayani penumpang kereta rel listrik.

Riset yang dilakukan BPTJ pada Selasa lalu, total penumpang dalam waktu 3 jam dari pukul 06:00-09:00 sebanyak 9.212 penumpang. Bahkan, jumlah ini bisa melonjak saat para pekerja mulai efektif bekerja pekan depan.

Menurut Bambang, masalah utama dari moda transportasi darat ini adalah sarana penunjang setelah turun dari kereta yang minim. Akibatnya berdampak pada kemacetan di sekitar stasiun.

Dari keseluruhan pengguna kereta, 62% masyarakat berjalan kaki setelah turun. 15% menggunakan mikrolet, dan masing-masing 2% melanjutkan perjalanan dengan kopaja dan angkutan daring.

Stasiun yang berdekatan dengan pasar grosir terbesar di Asia Tenggara ini memiliki problem makin kompleks dengan adanya pedagang kaki lima dan kendaraan umum yang parkir sembarangan.

Saat ini pemerintah provinsi DKI Jakarta telah melakukan perjanjian bersama PT KAI untuk menggunakan lahan perusahaan plat merah tersebut dengan mendirikan jembatan layang yang terhubung ke pasar.

Menggunakan lahan seluas 3 hektare, masyarakat tidak perlu lagi nantinya tumpah ke jalan dan mengganggu arus lalu lintas.

Kondisi kawasan Stasiun Tanah Abang hampir mirip dengan Shijo Street, Kyoto, Jepang, di mana rasio antara pengguna ruas jalan dan trotoar tidak seimbang.

Pemerintah setempat mengatasi hal tersebut dengan melebarkan bahu jalan sehingga semakin banyak jumlah pejalan dan itu efektif mengurangi kemacetan. Pemprov akan meniru langkah tersebut.

Dari hasil penelitian, BPTJ juga menyarakan agar kapasitas dan kualitas angkutan umum yang terintegrasi dan menghubungkan Stasiun Tanah Abang ke daerah Thamrin, Roxy, Kebon Siri, Abdul Muis, dan Harmoni ditingkatkan.

BPTJ fokus pada lima jalur tersebut karena merupakan tujuan tertinggi penumpang setelah turun dari stasiun. Berdasarkan hasil diskusi pemerintah sepakat akan membuat peraturan yang mendukung saran BPTJ dengan berbagai pihak yang terkait. "Ini akan jadi kebijakan publik untuk domain masyarakat," jelas Bambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper