Bisnis.com, JAKARTA - Integrasi antarmoda serta tata jalan dan bangunan menjadi hal Utama yang harus dicermati oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dalam upayanya membangun stasiun baru di Tanah Abang.
Pengamat Tata Kota dari Universitas Trisakti Nirwono Joga memaparkan, pembangunan stasiun Tanah Abang baru harus dilakukan dengan mengintegrasikan beberapa hal terkait. Pertama, adalah integrasi stasiun dengan moda transportasi penghubung dari dan menuju stasiun.
Joga menuturkan, Kemenhub dan pihak terkait lainnya harus mempersiapkan titik-titik integrasi moda seperti halte untuk Bus Trans Jakarta, shelter untuk ojek online, dan lainnya. Hal ini agar distribusi penumpang dari ataupun ke Stasiun Tanah Abang dapat terdistribusi dengan baik dan tidak menimbulkan kemacetan seperti saat ini.
"Dengan jumlah penumpang eksisting, begitu mereka keluar dari stasiun macetnya sudah luar biasa dan itu kebanyakan terbantu karena ada ojek online. Integrasi antarmoda ini perlu diperhatikan," katanya saat dihubungi pada Kamis (18/4/2024).
Kedua, pembangunan stasiun baru juga harus diintegrasikan dengan lingkungan sekitar, baik itu dari sisi jalan maupun bangunan. Joga menuturkan, tata jalan dan bangunan seharusnya sailing mendukung fungsi kegiatan yang ada di sebuah wilayah.
Dia menjelaskan, stasiun baru ini sebaiknya juga disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan kegiatan masyarakat di sekitarnya, seperti kawasan perkantoran terdekat dan juga Pasar Tanah Abang. Hal ini bertujuan untuk mempermudah akses serta meningkatkan mobilitas masyarakat.
Baca Juga
Joga juga menyebut, penyesuaian ini dapat turut mendorong peralihan masyarakat dari kendaraan pribadi ke transportasi umum, dalam hal ini adalah KRL Jabodetabek.
Oleh karena itu, dia juga mengingatkan perlu ada koordinasi dan pembagian tugas yang jelas antara Kemenhub serta pemangku kepentingan terkait lainnya. Dia menuturkan, jika Kemenhub bertanggungjawab dalam pembangunan stasiun baru, maka upaya integrasi antarmoda ataupun tata ruang dan jalan dapat dilakukan oleh Pemprov Daerah Khusus Jakarta.
Ke depan, dia mengatakan Tanah Abang juga harus jadi kawasan berorientasi transit atau transit oriented development (TOD). Sehingga, dampak stasiun baru ini juga dapat dirasakan oleh masyarakat sekitarnya, tidak hanya sekedar untuk menampung peningkatan jumlah penumpang.
"Revitalisasi atau pembangunan stasiun baru Tanah Abang ini harus jadi faktor pemicu untuk menata kawasan di sekitarnya jadi lebih baik juga. Karena, kalau hanya dipikirkan di dalam (stasiun) saja, pasti di luarnya akan semakin padat dan macet, apalagi kapasitas stasiun baru ini juga disebut 3 kali lipat lebih besar," katanya.