Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kenaikan Harga Naphta Masih Membayangi

Pabrikan petrokimia memperkirakan kenaikan harga naphta terus berlanjut pada tahun depan seiring dengan tren penguatan harga minyak dunia.
Pabrik Chandra Asri Cilegon/Antara
Pabrik Chandra Asri Cilegon/Antara

Bisnis.com, JAKARTA—Pabrikan petrokimia memperkirakan kenaikan harga naphta terus berlanjut pada tahun depan seiring dengan tren penguatan harga minyak dunia.

“Acuan kita adalah harga minyak, trennya pada tahun depan kemungkinan masih menguat. Artinya pergerakan harga bahan baku naphta masih menjadi sebuah tekanan,” ujar VP Corporate Relation PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. Suhat Miyarso di Jakarta belum lama ini.

Harga naphta jelang tutup tahun ini tercatat menyentuh US$576 per ton, atau naik 20% ketimbang harga pada awal 2017 yaitu sekitar US$486 per ton. Laju kenaikan harga naphta tersebut nyatanya berbanding lurus dengan tren pergerakan harga minyak di pasar komoditas internasional.

Harga minyak mentah WTI sempat mencatat level tertinggi pada akhir tahun ini yakni senilai US$60 per barel, atau naik 13% dibanding awal 2017 senilai US$53 per barel. Sementara itu harga minyak mentah Brent jelang tutup tahun ini menyentuh US$66 per barel, atau naik 15% dibanding harga pada permulaan tahun sekitar US$56 per barel.

Suhat menyatakan pabrikan petrokimia mesti meningkatkan produktivitas untuk mengimbangi keberlanjutan kenaikan harga bahan baku naphta pada tahun depan. “Bahan baku naphta naik otomatis volume penjualan mesti dinaikkan, supaya bisa tetap tumbuh karena margin menurun,” ujarnya.

Berdasar ekspektasi tersebut, perseroan tengah mempercepat ekspansi untuk mengantisipasi dampak penurunan margin. Chandra Asri tengah meningkatan kapasitas terpasang pabrik butadiene yang beroperasi di Cilegon. Kapasitas pabrik tersebut ditargetkan menjadi sebesar 140.000 ton per tahun dari sebelumnya 100.000 ton per tahun.

“Tahap pengerjaan upgrade pabrik butadiene sekarang sudah sekitar 30%. Kuartal akhir tahun depan sudah bisa beroperasi komersial,” ujarnya.

Di samping itu, perseroan berencana meningkatkan kapasitas naphtha cracker dan membangun pabrik polietilena baru. Proyek tersebut, ujarnya, masuk dalam tahap pengembangan masterplan. Keseluruhan proyek ekspansi tersebut nantinya menambah kapasitas terpasang pabrikan sebanyak 1,1 juta ton etilen dan 700.000—800.000 ton per tahun. “Pertengahan tahun depan sudah bisa kita mulai tahap konstruksi,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper