Bisnis.com, JAKARTA - Barang-barang kategori primer dan sekunder jarang dikirim via ekpres di Indonesia. Bukan karena tak ada pembeli, tetapi karena ongkos kirimnya mahal.
Konsultan senior Supply Chain Indonesia Zaroni mengatakan, pengiriman barang primer dan sekunder memang jarang dilakukan via ekspres. Pertimbangannya adalah biaya, kapasitas angkut dan fleksibilitas pengiriman.
Pengiriman melalui pos atau kurir memang punya keterbatasan dalam dimensi atau ukuran volume yang tidak lebih dari 30 kilogram.
Sementara produk-produk primer dimensinya sangat besar, sehingga memerlukan kapasitas angkut yang besar seperti FTL (full truck load) atau FCL (full container load).
"Biaya per unit atau per kilogram menjadi pertimbangan utama pemilik barang," katanya kepada Bisnis, Minggu (17/12/2017).
Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia Zaldy Ilham Masita mengatakan, barang yang dijual di toko daring dalam negeri masih didominasi oleh barang tersier.
Baca Juga
Oleh karena itu, Zaldy menyarankan perusahaan ekpres tak menggantungkan sepenuhnya bisnis mereka pada dagang-el.
Dia memprediksi pertumbuhan dagang-el tahun depan tidak akan sebaik tahun ini karena jenis barang yang monoton tersebut.