Bisnis.com, JAKARTA - PT Borneo Olah Sarana Sukses (BOSS) menyatakan naiknya harga batu bara secara signifikan dalam waktu singkat berdampak pada langkanya alat berat yang bisa digunakan.
Komisaris BOSS Johannes Halim mengatakan kendala yang dihadapi dalam rencana ekspansi perusahaan ada pada sisi volume. Pasalnya, jumlah alat berat yang tersedia tidak sebanding dengan kebutuhan perusahaan-perusahaan batu bara yang ingin meningkatkan produksinya.
"Waktu harga sampai US$47 per ton sekitar 2 tahun lalu, banyak alat berat yang setop. Sekarang harga sudah naik semuanya rebutan alat," ujarnya saat berkunjung ke kantor Bisnis Indonesia, Kamis (7/12/2017).
BOSS berencana untuk meningkatkan produksinya pada 2018 menjadi 800.000 ton batu bara. Adapun kemampuan produksi pada tahun ini baru sekitar 500.000 ton.
Nantinya, produksi tersebut akan terus ditingkatkan hingga kisaran 1 juta ton sampai 1,2 juta ton batu bara dengan kualitas kalori yang tinggi.
Adapun pasar utama batu bara hasil produksi BOSS adalah Jepang. Pasalnya, spesifikasi yang dimiliki cocok untuk suplai pembangkit listrik di sana.