Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PRODUKSI GARAM: Hanya Mampu Penuhi Kebutuhan Konsumsi Hingga Maret 2018

Hasil panen petani garam nasional diprediksi hanya memenuhi kebutuhan konsumsi domestik hingga Maret 2018.
Petani memanen garam di desa Tanjakan, Karangampel, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (21/9)./ANTARA-Dedhez Anggara
Petani memanen garam di desa Tanjakan, Karangampel, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (21/9)./ANTARA-Dedhez Anggara

Bisnis.com,JAKARTA— Hasil panen petani garam nasional diprediksi hanya memenuhi kebutuhan konsumsi domestik hingga Maret 2018.

Direktur Utama PT Garam Budi Sasongko mengungkapkan total produksi garam nasional pada 2017 mencapai 1,2 juta ton. Musim panen di petani garam domestik maupun milik perseroan saat ini telah berhenti.

Dengan demikian, dia memperkirakan pasokan tersebut hanya dapat memenuhi konsumsi domestik hingga Maret 2018. Pasalnya, prediksi kebutuhan nasional mencapai 1,8 juta ton.

“[1,2 juta ton] kemungkinan kurang hanya bisa sampai Maret 2018 tetapi saya tetap menunggu deklarasi resmi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan [KKP],” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Kamis (7/12/2017).

Budi mengkhawatirkan apabila pasokan kurang akan berdampak terhadap melonjaknya harga seperti yang terjadi beberapa waktu lalu. Kendati demikian, opsi impor untuk memenuhi kebutuhan hingga saat ini belum dibahas oleh pemerintah.

Impor garam, sambungnya, seperti yang dilakukan pada Agustus 2017, berhasil menekan pergerakan harga garam di pasaran.

“Begitu impor datang kemarin harga langsung turun tembus ke Rp1,8 juta per ton hingga Rp2 juta per ton dari sebelumnya Rp5 juta ton,” paparnya.

Seperti diketahui, pada Agustus 2017, harga garam konsumsi melejit di pasaran. Hal tersebut akibat gagal panen di beberapa daerah penghasil seperti Probolinggo, Jawa Timur, dan Madura. Kenaikan harga di seluruh wilayah Indonesia berkisar antara Rp3.5000 per 200 gram hingga Rp5.000 per 200 gram.

Pemerintah akhirnya memutuskan untuk menugaskan PT Garam mengimpor 75.000 bahan baku garam konsumsi. Pasokan tersebut kemudian didistribusikan kepada industri pengolah di beberapa wilayah Tanah Air.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper