Bisnis.com, JAKARTA - Sejalan dengan penurunan ekspor perikanan secara keseluruhan, pengapalan tuna pun diperkirakan turun hingga akhir tahun akibat kondisi armada penangkap yang tidak memadai.
Sekjen Asosiasi Tuna Indonesia (Astuin) Hendra Sugandhi mengatakan ekspor tuna segar kemungkinan turun karena jumlah kapal longline berkurang. Armada longline memiliki target tangkapan tuna besar untuk fresh tuna.
"Proyeksi volume fresh tuna merosot tajam, frozen tuna mungkin naik terutama skipjack [cakalang] karena tangkapan purse seine [pukat cincin]. Untuk prepared tuna, volumenya turun sedikit. Tidak tahu kalau ikan fresh di luar tuna," katanya kepada Bisnis, Selasa (5/12/2017).
Astuin menyoroti penggunaan purse seine yang kian marak telah berdampak pada koreksi ekspor tuna besar ke Jepang. Sebaliknya, pengapalan cakalang melompat.
Penurunan ekspor telah terbaca pada paruh pertama tahun ini. Menurut data Astuin, jika cakalang dikecualikan, volume ekspor tuna beku dan segar semester I/2017 ke Negeri Matahari Terbit turun 26,8% (y-o-y) menjadi 2.485,5 ton.
Demikian pula dengan nilainya yang turun 15,3% menjadi 2.821,5 miliar yen. Dengan kata lain, ekspor tuna besar yang selama ini menjadi target tangkapan longline, seperti tuna sirip kuning (yellowfin), tuna mata besar (big eye), albacore, tuna sirip biru selatan (southern bluefin tuna), turun.
Sebaliknya, ekspor skipjack beku dan segar terbang 93,6% (y-o-y) menjadi 15.389,6 ton. Jepang merupakan pasar ekspor tuna Indonesia terbesar kedua setelah Amerika Serikat.
"Kalau skipjack naik, karena alat tangkap jaring semakin banyak. Alat tangkap longline makin berkurang," kata Hendra.
Dia pun memperkirakan realisasi nilai ekspor perikanan secara keseluruhan bakal jauh dari target yang dipatok pemerintah tahun ini senilai US$7,6 miliar.
"Perkiraan realisasi ekspor sampai dengan akhir tahun ini mungkin hanya US$4,2 miliar," katanya.
Menurut dia, realisasi ekspor di bawah target menjadi persoalan setiap tahun. Kesenjangan paling lebar terjadi tahun lalu saat realisasi ekspor hanya US$4,2 miliar, selisih US$2,6 miliar dari target US$6,8 miliar.