Bisnis.com, JAKARTA — Produksi batu bara di dalam negeri pada 2018 diproyeksikan masih tetap di atas target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015—2019.
Berdasarkan RPJMN tersebut, target produksi batu bara pada tahun depan sebanyak 406 juta ton. Dengan perkiraan lebih tinggi 10% dari target tersebut, produksi batu bara pada 2018 bisa mencapai 446,6 juta ton.
Jumlah tersebut tidak jauh berbeda dengan proyeksi produksi batu bara pada 2017, yakni sekitar 450 juta ton, atau dengan realisasi produksi sepanjang tahun lalu sebanyak 456 juta ton.
Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Kementerian ESDM Sri Rahardjo mengatakan bahwa dari rencana kerja dan anggaran belanja (RKAB) yang telah diajukan para perusahaan batu bara yang memegang perjanjian karya pengusahaan pertambangan batubara (PKP2B), rencana produksi sangat bervariasi.
Sebagian perusahaan batu bara berencana untuk menurunkan produksi pada tahun depan. Namun, ada juga beberapa perusahaan yang masih tetap menggenjot produksi batu bara.
"Pengajuan [produksi batu bara pada 2018] bervariasi ya. Ada juga yang rencana produksinya tetap," katanya kepada Bisnis, akhir pekan lalu.
Dia berharap agar realisasi produksi batu bara pada tahun depan bisa ditekan hingga mendekati target RPJMN. Namun, dengan pengajuan yang sudah ada sejauh ini, kemungkinan besar realisasi produksi batu bara pada 2018 bisa sekitar 10% di atas target RPJMN.
"Tahun depan [produksi batu bara] semoga bisa lebih rendah dari tahun ini. Namun, mungkin masih sekitar 10% di atas target," ujarnya.
Pemerintah mengaku kesulitan dalam mengendalikan produksi batu bara nasional. Pasalnya, setiap tahun banyak perusahaan yang meningkatkan statusnya dari kegiatan eksplorasi menjadi operasi produksi.
Pada tahun ini, target produksi batu bara sebanyak 413 juta ton. Namun, pengajuan produksi dari perusahaan mencapai 477,91 juta ton.