Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RI & Denmark Teken MoU Garap Pembangkit Tenaga Angin

Indonesia dan Denmark menjajaki kerja sama di bidang energi baru terbarukan, terutama dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga angin (PLTB).
Menteri ESDM Ignasius Jonan (kanan) meninjau lokasi pembangunan turbin angin proyek Pembangkit Listirk Tenaga Bayu (PLTB), di Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan, Sabtu (30/9)./Istimewa
Menteri ESDM Ignasius Jonan (kanan) meninjau lokasi pembangunan turbin angin proyek Pembangkit Listirk Tenaga Bayu (PLTB), di Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan, Sabtu (30/9)./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia dan Denmark menjajaki kerja sama di bidang energi baru terbarukan, terutama dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga angin (PLTB).

Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara pihak PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), Badan Energi Denmark, dan Kedutaan Besar Denmark di Indonesia yang disaksikan langsung oleh Perdana Menteri Denmark Lars Lokke Rasmussen serta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia Ignasius Jonan di Jakarta, Rabu (29/11).

"Selama 40 tahun terakhir Denmark sudah menjalani transisi sebagai negara yang 100% bergantung pada energi fosil, menjadi salah satu pemimpin dunia dalam hal energi terbarukan dan efisiensi energi," tutur PM Rasmussen.

Dengan membawa serta delegasi bisnis Denmark, Rasmussen berharap kerja sama antarpelaku usaha kedua negara dapat terjalin melalui pertukaran pengalaman dan keahlian, bahkan investasi pembangunan PLTB di Indonesia menyusul kesepakatannya dengan Presiden Joko Widodo dalam pengembangan sektor energi baru terbarukan.

"Kerja sama antarpemerintah mengindikasikan bahwa Indonesia berpotensi menambah proporsi energi terbarukan ke dalam sistem, dan Denmark sangat ingin membantu upaya tersebut," ujar dia.

Inisiatif tersebut direspons positif oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan yang menyatakan bahwa pemerintah Indonesia telah menetapkan target 23 persen bauran energi baru terbarukan pada 2025.

Jonan mengakui bahwa untuk mencapai target tersebut bukan pekerjaan gampang mengingat saat ini penyediaan listrik dari energi baru terbarukan kurang dari 15 persen.

"Karena itu saya berharap pertemuan-pertemuan bisnis seperti ini bisa langsung mendiskusikan proposal yang nyata, simpel, dan dapat diimplementasikan," kata dia.

Jonan mengatakan ada empat aspek penting dalam pengembangan PLTB yakni kapasitas, lokasi, teknik yang digunakan, serta mitra lokal yang ingin diajak bekerja sama.

Menurut dia, Indonesia bisa belajar banyak dari Denmark yang memiliki proporsi PLTB terbesar dunia mencapai lebih dari 40 persen. Pada 2014 tercatat PLTB di Denmark mampu mencukupi 39 persen konsumsi listrik penduduknya.

Sementara Indonesia, Jonan melanjutkan, baru mulai mengembangkan sumber energi alternatif ini dengan membangun tiga PLTB yang berada di Sulawesi Selatan dan Kalimantan Selatan.

"Saya mendapat data dari Dubes Denmark (Rasmus) Kristensen bahwa tarif listrik yang dihasilkan dari PLTB di Denmark itu kurang dari 4 sen per kWh. Ini adalah fakta yang tidak mudah dipercaya orang, bahkan di departemen saya. Karena itu saya selalu meyakinkan mereka bahwa suatu saat energi terbarukan akan lebih murah daripada energi fosil," tutur Jonan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Sepudin Zuhri
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper