Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peternak Minta Impor Daging Kerbau Disetop

Dewan Peternak Nasional Rakyat Nasional (Depernas) menyampaikan sejumlah tuntutannya pada Hari Peternak Rakyat Nasional yang diperingati pada 28 November. Diantaranya, pemerintah diminta menghentikan impor daging kerbau dari India.
Ilustrasi kerbau/pertanian.go.id
Ilustrasi kerbau/pertanian.go.id

Bisnis.com, JAKARTA - Dewan Peternak Nasional Rakyat Nasional (Depernas) menyampaikan sejumlah tuntutannya pada Hari Peternak Rakyat Nasional yang diperingati pada 28 November. Diantaranya, pemerintah diminta menghentikan impor daging kerbau dari India. 

Dalam keterangan resminya, Ketua Dewan Peternak Rakyat Nasional Teguh Boediyana mengatakan pemerintah diminta segera menghentikan impor daging kerbau dari India karena menganggu usaha peternakan sapi rakyat. Selain itu, berpotensi masukanya penyakit mulut dan kuku. 

Depernas tetap memperjuangkan pembatalan PP Nomor 4 Tahun 2016 tentang pemasukan ternak dan/atau produk hewan dalam hal tertentu yang berasal dari negara atau zona dalam suatu negara asal pemasukan, melalui lembaga Mahkamah Agung. Tuntutan pembatalan ini karena PP tersebut bertentangan dengan UU Nomor 41 Tahun 2014 tentang peternakan dan kesehatan hewan. 
 
Pembenahan data peternakan menjadi persoalan yang mendesak, sehingga lebih akurat dan akuntabel. "Pemerintah perlu lebih mengedepankan kepentingan peternak rakyat dalam program pembangunan peternakan yang disusun," kata dia, Selasa (28/11/2017). 
 
Selain itu, pemerintah perlu menerbitkan Peraturan Presiden yang mengatur industri perunggasan, khususnya ayam ras, agar dapat terwujud kondisi iklim perunggasan yang berkeadilan. Melalui Perpres tersebut memberi kesempatan tumbuhnya peternak rakyat, serta membatasi dominasi perusahaan integrator. 
 
Pemerintah juga dinilai perlu menerbitkan Peraturan Presiden tentang persusuan nasional, serta memberikan prioritas pengembangan peternakan sapi perah di dalam negeri. Impor susu sebesar 80% dari kebutuhan susu nasional merupakan indikasi bahwa usaha peternakan sapi perah rakyat pada posisi yang mengkhawatirkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper