Bisnis.com, JAKARTA- Kehadiran di platform digital mau tak mau menjadi penting dalam perdagangan di dunia, termasuk Indonesia untuk menggenjot kinerja bisnis.
E-Commerce Lead LINE Indonesia Linda Lee Hye Ryun menyebutkan akun resmi Starbucks Indonesia di LINE sudah mempunyai 7 juta follower, sedangkan Alfamart memiliki 12 juta follower.
Untuk Starbucks, tercatat 11% dari total follower mereka selalu membuka kupon promosi yang ditawarkan dari waktu ke waktu. Dari jumlah itu, 25% di antaranya datang ke gerai untuk menukarkan kupon.
Adapun sebanyak 38% follower Alfamart benar-benar datang ke outlet minimarket itu untuk mendapatkan promo yang ditawarkan. Seringkali konsumen pun membeli ikut barang-barang yang tidak ada di dalam daftar promo.
Bahkan, Walls Thailand menggunakan akun LINE sebagai sarana menjual langsung produknya ke masyarakat. Konsumen tinggal bergabung dengan akun tersebut dan berikan alamat untuk pengiriman es krim. Nantinya, Walls Man--penjual Walls yang menggunakan sepeda--terdekat dari alamat tersebut akan langsung datang.
Oleh karena itu, adaptasi menjadi kunci utama bagi peritel modern untuk tetap bertahan. Regional Director ETP International Pte Ltd Stephen C. Dodgson meyakini ritel tidak akan mati.
Apalagi, di wilayah yang pertumbuhan ekonomi utamanya didorong oleh kelas menengah, termasuk Indonesia. "Memang e-commerce pesat, tapi bukan akhir bagi peritel. Peritel harus adaptasi," tegas dia.