Bisnis.com, JAKARTA—Realisasi penanaman modal yang tertuju ke dalam Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei terus menanjak sejak diresmikan akhir 2015.
Per akhir 2017, KEK Sei Mangkei sudah menyerap realisasi investasi senilai Rp 10,5 trilliun.
Sekretaris Dewan Nasional KEK Enoh Suharto Pranoto menyatakan setidaknya kawasan tersebut mampu menyerap investasi senilai Rp15 triliun—Rp16 triliun pada tahun depan.
Menurutnya, realisasi investasi pada kawasan strategis di pesisir timur Sumatra tersebut terus meningkat seiring dengan percepatan proyek konektifitas dan logistik di sekitarnya.
KEK Sei Mangkei terhubung langsung dengan Pelabuhan Internasional Kuala Tanjung yang bakal beroperasi pada kuartal pertama 2018. Pemerintah menargetkan pelabuhan Kuala Tanjung mampu mengakomodasi arus logistik peti kemas mencapai 20 juta TEUs.
Terlebih, kawasan tersebut cukup berdekatan dengan KEK lain di Sumatra, yaitu KEK Lhokseumawe yang merupakan basis manufaktur migas dan petrokimia.
“Konektivitas KEK Sei Mangkei semakin kuat. Pengaruhnya sangat signifikan terhadap peningkatan investasi,” ujarnya dalam siaran pers, Senin (27/11/2017).
Menurutnya, investasi besar terus terealisasi di dalam KEK Sei Mangkei untuk memenuhi pasar domestik dan ekspor. Salah satu pabrikan yang bakal merealisasikan investasi di Sei Mangkei adalah PT. Alternatif Protein Indonesia (API).
Perusahaan tersebut bakal merealisasikan investasi senilai US$500 juta atau sekitar Rp 6,5 triliun untuk membangun pabrik pakan ternak. Pabrik tersebut nantinya memproduksi berbagai produk seperti alternative protein, fats, chitin, lauric acids, serta bio-fertilizer di atas lahan seluas 51 hektare. Perseroan baru saja menandatangani perjanjian kerjasama kompensasi lahan dengan BUMN operator KEK Sei Mangkei, PTPN III.
Di samping itu, beberapa pabrikan lain juga tengah merampungkan penyelesaian pabrik yang diperkirakan rampung pertengahan tahun depan. PT Industri Nabati Lestari sudah menanamkan modal senilai Rp 1,1 triliun untuk mendirikan pabrik di atas lahan seluas 7 hektare.