Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dam Sumber Daya Mineral menilai progam efisiensi dan konservasi energi sangat penting diterapkan guna meningkatkan daya saing industri nasional.
Direktur Konservasi Energi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Ida Nuryatin Finahari mengungkapkan, saat ini energi nasional masih didominasi energi fosil sehingga harus dikurangi dengan upaya konservasi energi.
"Kondisi ini sangat menantang untuk ketahanan energi sebab permintaan energi terus naik seiring dengan pertumbuhan ekonomi," katanya, Kamis (23/11).
Ida mengatakan, konsumsi energi di sektor industri pada tahun 2015 mencapai 229 juta BOE atau sekitar 35 persen konsumsi energi nasional. Konsumsi energi terbesar berada di sektor transportasi yang mencapai 260 juta BOE atau sekitar 40%.
Upaya konservasi energi perlu ditingkatkan untuk penghematan. Ida mengatakan, keberhasilan industri dalam konservasi energi akan diterapkan oleh industri lain karena akan menghasilkan efisiensi dan penghematan sehingga akan menguntungkan industri yang bersangkutan.
Sebagai informasi, Astra Group melakukan penghematan energi setara dengan Rp408 miliar pada tahun 2017 ini atau naik 141,4 persen dibandingkan dengan penghematan pada tahun sebelumnya sebesar Rp169 miliar. "Kesuksesan ini bisa ditiru industri lain," katanya.
Sementara itu, Ketua Umum Masyarakat Konservasi dan Efisiensi Energi Indonesia (MASKEEI) Jon Respati mengatakan, hemat energi dan EBT merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. "Konservasi energi fosil seiring dengan EBT menjadi sumber daya energi bersih," katanya.
Di tempat yang sama, Melanie Slade dari IEA mengungkapkan, efisiensi energi akan meningkatkan pemenuhan kebutuhan energi. Efisiensi, kata Melanie, bisa diterapkan oleh semua negara.
"Tidak masalah negara yang menjual atau membeli energi. Efisiensi energi bisa membantu semua kondisi," kata Melanie.