Bisnis.com, JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menandatangani kontrak pembangunan tiga proyek pembangkit listrik dan gardu induk (GI) yang merupakan bagian dari megaproyek pembangkit 35.000 megawatt (MW).
Proyek tersebut adalah Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Riau Peaker berkapasitas 200 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sulsel Baru-2 100 MW dan Gardu Induk 2 LB dan 2X30 Megavolt Amper (MVA) di Kalimantan Barat.
Untuk pembangunan atau engineering, procurment and construction (EPC) PLTMG Riau Peaker 200 MW, PLN menunjuk konsorsium PT Bagus Karya-AECOM Cogindo dengan nilai kontrak Rp2,3 triliun, dengan target penyelesaian 18 bulan dari penandatangan EPC.
EPC Gardu Induk LB 2X30 MVA di Kalimantan Barat., PLN menunjuk Siemens Consortium terdiri dari PT Siemens Indonesia dan Siemens Malaysia, dengan nilai proyek Rp 143,5 miliar, dan dengan target penyelesaian pembangunan 540 hari.
Untuk PLTU Sulsel Baru 2 100 MW, PLN menandatangani Letter Of Acceptance (LOA) dengan konsorsium PT Wijaya Karya (Persero) dan Mitsubishi Corporation dengan nilai kontrak Rp 2,83 triliun, dan dengan target penyelesaikan pembangunan 36 bulan.
Menurut Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengatakan, sumber pendanaan proyek tersebut berasal dari internal perusahaan dan sebagian dari pinjaman lembaga keuangan luar negeri.
"Sebagian dari ADB [Asian Development Bank] dan Bank Finlandia. Dan sebagaiannya lagi dari APLN [Anggaran PLN]," kata Sofyan.
Sofyan berharap EPC bisa segera membangun proyek tersebut dan diharapkan dapat dioperasikan dengan jadwal yang ditargetkan.