Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekosistem Ekonomi Digital Harus Diperkuat

Ketua Umum Asosiasi Tech Startup Indonesia (ATSINDO) Handito Joewono mengatakan e-commerce lokal makin didominasi oleh pemain asing.
Ilustrasi./.
Ilustrasi./.

Bisnis.com, TANGERANG--. Ketua Umum Asosiasi Tech Startup Indonesia (ATSINDO) Handito Joewono mengatakan e-commerce lokal makin didominasi oleh pemain asing.

"Kita harus melakukan sesuatu untuk membuat e-commerce di Indonesia tidak hanya dikuasai pemain besar dunia. Kita harus bangun kemampuan nasional kita," papar dia kepada Bisnis usai konferensi pers National Startup Summit 2017, Selasa (21/11).

Handito menyatakan sekarang ini jumlah pemain lokal yang mendirikan e-commerce berkurang karena merasa tidak bisa bersaing dengan pemain asing. Dia menilai pelaku usaha dalam negeri harus didorong untuk kembali berani tampil. Untuk itu, perlu ruang kompetisi yang sehat termasuk dalam hal persaingan dengan peritel konvensional.

Walaupun jumlah e-commerce selalu terlihat bertambah, tapi sebenarnya banyak juga yang mati dan tidak mampu bertahan. Sementara itu, untuk bisa bertahan dibutuhkan modal yang tidak sedikit.

Menurut Handito, regulator pasar modal Indonesia sudah berupaya membuka jalan bagi perusahaan rintisan untuk bisa go public sebagai alternatif sumber dana. Namun, belum banyak yang memanfaatkannya. Berdasarkan catatan Bisnis, baru PT Kioson Komersial Indonesia Tbk. yang telah resmi melantai di bursa. 

Adapun e-commerce yang mendapat suntikan modal dari investor asing di antaranya adalah ShopBack dan Tokopedia. Shopback baru saja mendapat dana US$25 juta dari sejumlah investor yang dipimpin oleh Credit Saison dari Jepang, sedangkan Tokopedia telah memperoleh pendanaan senilai lebih dari Rp14 triliun dari Alibaba. 

Secara keseluruhan, ATSINDO menyebutkan success rate alias tingkat keberhasilan startup Indonesia saat ini kurang dari 10%. 

Selain masalah permodalan, ekosistem pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) juga perlu dibenahi. Pasalnya, animo mengembangkan bisnis digital sangat besar tapi Indonesia masih kekurangan programmer. 

Akibatnya, perusahaan lokal harus menarik tenaga kerja dari negara lain terutama India. Di sinilah peran perguruan tinggi dalam mencetak SDM yang mumpuni diperlukan. 

Riset pasar juga seringkali masih dikesampingkan. "Yang paling krusial adalah mempertemukan ide hebat dengan pasar yang hebat. Itu yang selama ini sering belum ketemu," tambah Handito. 

Penguatan ekosistem pun mesti diperkuat dengan kolaborasi antar startup dalam negeri. 

Adapun National Startup Summit 2017ditujukan sebagai ajang pertemuan perusahaan rintisan dari seluruh Indonesia dalam rangka meningkatkan daya saing serta pengembangan startup nasional. Acara yang bakal digelar pada 7-9 Desember 2017 di ICE BSD, Tangerang itu bakal melibatkan lebih dari 3.000 pendiri dan mentor startup, lebih dari 1.000 produk inovatif startup, 500 perusahaan startup, serta setidaknya 50 narasumber dari dalam dan luar negeri.

Tahun ini menjadi penyelenggaraan pertama acara tersebut. Dengan mengambil tema National Startup Alarm: Wake-Up and Speed-Up dan subtema Startup is not just e-commerce, acaranya mencakup konferensi, seminar, kompetisi, lokakarya, serta sesi pitching kepada investor. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper