Bisnis.com, JAKARTA—Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto memproyeksikan Asean dalam satu dekade ke depan akan bertransformasi menjadi basis manufaktur terbesar di dunia.
“Asean pada dekade selanjutnya dapat menjadi future of production, dengan basis internet of everything sebagai infrastruktur utamanya,” ujarnya saat memperoleh penghargaan Distinguished Honorary Fellow oleh Asean Federation Engineering Organization di Bangkok, Thailand dalam siaran pers (19/11).
Menurutnya, sebagian besar negara di dalam kawasan tersebut memiliki modal strategis untuk mengembangkan industri manufaktur. Salah satunya faktor penggerak adalah dominasi kelas menengah usia produktif. Selain itu, pertumbuhan ekonomi negara-negara di dalam kawasan Asia Tenggara relatif stabil di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia.
Airlangga menyatakan sektor industri manufaktur di Asean sudah semakin terintegrasi dengan rantai pasok dunia. Bahkan, semakin banyak industri kecil di dalam kawasan yang turut masuk ke dalam rantai pasok dunia.
Indikator yang memperlihatkan berkembangnya manufaktur di Asean adalah pertumbuhan industri otomotif. Dalam beberapa tahun terakhir, menurutnya, semakin banyak pabrikan otomotif yang mendirikan pabrik baru di kawasan Asia Tenggara.
Salah satu tantangan bagi sektor manufaktur di Asean adalah mulai bergulirnya era revolusi industri keempat atau yang kerap disebut Industry 4.0. Berbagai negara maju dan berkembang di dunia yang tergabung dalam World Economic Forum dan The United Nations Industrial Development Organization tengah menyiapkan berbagai penyesuaian untuk mengantisipasi Industry 4.0.
“Banyak negara yang berupaya menyesuaikan. Pendidikan engineering semakin vital untuk mendukung kemajuan sektor manufaktur,” ujarnya.