Bisnis.com, MANADO - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menginstruksikan agar kontraktor pembangunan Jalan Tol Manado-Bitung sepanjang 39 km agar dikebut dengan menambah peralatan dan tenaga kerja serta memaksimalkan pekerjaan pada lahan yang sudah dibebaskan mencapai 75,86%.
Menurut Basuki, konstruksi ruas tol ini juga dapat selesai lebih cepat mengingat kondisi tanahnya tidak membutuhkan penanganan khusus seperti pada beberapa ruas tol di Trans Sumatera dan Trans Jawa.
Tol Manado-Bitung merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk meningkatkan konektivitas sehingga akan menurunkan biaya logistik. Tol ini ditargetkan akan beroperasi pada tahun 2019.
Kehadiran Tol Manado-Bitung yang menghubungkan Kota Manado ke Pelabuhan Internasional Bitung sudah sangat ditunggu masyarakat karena lalu lintas di jalan arteri nasional kerap terjadi kemacetan dan rawan kecelakaan lalu lintas.
Kemacetan mengakibatkan waktu tempuh meningkat tajam terutama pada jam sibuk. Bila beberapa tahun sebelumnya, waktu tempuh Manado - Bitung dan sebaliknya sekitar 45 menit, namun saat ini membutuhkan waktu sekitar 1-2 jam.
"Kehadiran Tol Manado-Bitung meningkatkan kelancaran akses Pelabuhan Internasional Bitung sebagai salah satu pintu ekspor impor bagi kawasan Indonesia bagian timur. Hal ini akan mempersingkat lalu lintas barang dan jasa yang sebelumnya harus melalui Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Ini juga akan mendukung perkembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung,” kata Menteri Basuki saat meninjau pembangunan Tol Manado-Bitung, Sulawesi Utara, Selasa (14/11/2017) sebagaimana siaran pers PUPR, Rabu (15/11/2017).
Tol Manado-Bitung dibangun dengan skema kerjasama pemerintah dan badan usaha (KPBU) dimana dari 39 km, Seksi 1 sepanjang 14 km Manado-Sukur-Airmadidi dikerjakan melalui APBN dan pinjaman Pemerintah China dan Seksi 2 sepanjang 25 km Airmadidi-Bitung yang hak konsesinya dimiliki oleh badan usaha jalan tol (BUJT) PT. Jasa Marga Manado Bitung dengan biaya investasi mencapai Rp 5,12 triliun.
Pembangunan Seksi I dibagi menjadi 2 segmen. Segmen 1 Maumbi-Suwan sepanjang 7 km konstruksinya dimulai sejak bulan Oktober 2016 oleh Sino Road and Bridge Group dengan nilai kontak Rp 1,24 triliun. Progres konstruksi hingga pertengahan November ini sebesar 13,47 persen atau tertinggal dari target semual 24,83 persen.
"Manajemennya harus diperbaiki dan kontraktor juga harus menambah peralatan dan tenaga kerja serta mengoptimalkan pekerjaan pada lahan yang sudah bebas,"tegas Menteri Basuki.
Sementara untuk pendanaan Segmen 2 Sukur-Tumaluntung sepanjang 7 km konstruksinya dibagi menjadi 5 bagian oleh 5 kontraktor berbeda yakni PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama, PT. Waskita Karya, PT. Wijaya Karya, Hutama-Waskita KSO dan Nindya-BK, KSO dengan progres konstruksi sebesar 35,01%.
Untuk konstruksi Seksi 2 dikerjakan PT. JMB yang sahamnya dipegang oleh PT. Jasamarga, PT. Wijaya Karya dan PT. Pembangunan Perumahan terbagi menjadi dua segmen. Segmen II A sepanjang 11,5 km ruas Airmadidi-Danowudu saat ini progres fisiknya sebesar 29,02% dan seksi II B ruas Danowudu-Bitung (13,5 km) saat ini progresnya baru 0,7%.
Sementara itu Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XV Riel Mantik mengatakan Kementerian PUPR bersama pihak terkait lainnya berupaya keras untuk bisa menyelesaikan Tol Manado-Bitung ini sesuai rencana.
"Tol ini merupakan dambaan masyarakat Nyiur Melambai segera diselesaikan. Memang ada kendala dalam penyelesaian pembebasan tanah. Kami berharap pemilik tanah tanah bersedia melepas tanahnya untuk pembangunan bagi kepentingan umum. Tentunya dengan ganti rugi yang wajar berdasarkan penilaian tim penilai independen," jelasnya.
Pembebasan lahan masih terus diupayakan dengan melakukan sosialisasi kepada pemilik lahan yang akan dibebaskan.
Turut hadir Anggota Komisi V DPR RI Nusyirwan Soejono dan Direktur Utama PT Jasa Marga Desi Arryani dalam kunjungan tersebut. Menteri Basuki didampingi oleh Dirjen Bina Marga Arie Seriadi Moerwanto, Dirjen Sumber Daya Air Imam Santoso, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Herry TZ, Kepala Balai Pembangunan Jalan Nasional XV Manado Riel Mantik, Kepala BWS Sulawesi I Djidon R Watania dan Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja.