Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah optimistis terhadap penguatan permintaan baja di dalam negeri pada tahun ini.
Dirjen Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan memperkirakan permintaan baja pada tahun ini melebihi 13,5 juta ton.
Proyeksi tersebut 7% lebih tinggi ketimbang realisasi permintaan baja nasional pada tahun lalu sebanyak tersebut lebih 12,67 juta ton.
“Dengan pengerjaan infrastruktur yang sedemikian masif, pertumbuhan kebutuhan baja saya rasa tahun ini bisa melebihi 7%,” ujarnya di sela Musyawarah Nasional Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia 2017 di Jakarta, Rabu (15/11).
Salah satu tantangan bagi pabrikan baja domestik adalah defisit kapasitas untuk memasok seluruh permintaan karena kapasitas terpasang industri baja di dalam negeri masih jauh berada di bawah angka permintaan. Menurutnya, separuh permintaan nasional pada tahun lalu masih terpenuhi pasokan impor.
“Demand baja di Indonesia masih lebih tinggi dibanding kemampuan supply-nya,” ujarnya.
Putu menyatakan ketidakseimbangan permintaan dengan kapasitas tersebut mesti segera diatasi. Menurutnya, industri baja perlu terus meningkatkan kapasitas untuk memenuhi kenaikan permintaan baja di dalam negeri setiap tahun.
“Jangan sampai negara kita cuma nyaman menjadi trader ketimbang manufacturer. Permintaan baja yang menguat jangan membuat kita bergantung terhadap impor,” ujarnya.
Putu menilai idealnya baja buatan industri dalam negeri paling tidak mampu menopang lebih dari separuh permintaan nasional. Dengan demikian, utilisasi pabrikan dapat terangkat pada kisaran yang cukup tinggi.