Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia-Jepang Teken Nota Pinjaman Untuk Pelabuhan Patimban Rp14,2 Triliun

Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jepang telah menandatangai pertukaran nota pinjaman untuk proyek Pelabuhan Patimban senilai 118,9 miliar YEN atau setara Rp14,2 triliun. Pinjaman bakal dikucurkan sesuai dengan progres konstruksi.
Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat./Bisnis.com
Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat./Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jepang telah menandatangani nota pinjaman untuk proyek Pelabuhan Patimban senilai 118,9 miliar yen Jepang atau setara Rp14,2 triliun. Pinjaman bakal dikucurkan sesuai dengan progres konstruksi.

Penandatanganan pertukaran nota bantuan pinjaman dari Jepang untuk Indonesia diteken oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masafumi Ishii dan Direktur Jendeal Asia, Pasifik, dan Afrika Kementerian Luar Negeri Indonesia, Desra Percaya.

Wakil Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Kozo Honsei mengatakan pinjaman tersebut memenuhi 83% dari total investasi proyek Pelabuhan Patimban Tahap I sebesar 144 miliar YEN. Penandantanganan pertukaran nota pinjaman ini menjadi tahap sebelum perjanjian pinjaman diteken antara Badan Kerjasama Internasional Jepang (JICA) dengan Kementerian Keuangan Indonesia.

"Dalam waktu dekat loan agreement akan disepakati antara JICA dan Kementerian Keuangan. Karena [dalam pinjaman ini] mengikat pengadaan, perusahaan Jepang akan masuk dalam tender, begitu juga dengna perusahaan Indonesia," jelasnya di Jakarta, Senin (13/11/2017).

Honsei menambahkan, pembangunan Pelabuhan Patimban Tahap I bakal memperkuat fungsi logistik sehingga berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui perbaikan iklim invesatasi. Akses yang buruk ke Pelabuhan Tanjung Priok membuat perusahaan Jepang yang berbasis di Timur Jakarta membutuhkan pelabuhan baru agar distribusi enjadi lebih eefektif.

Di tahap pertama, pembangunan Pelabuhan Patimban mencakup terminal petikemas dengan kapasitas 800.000 TEUs dan terminal kendaraan yang bisa menampung 360.000 unit per tahun. Terminal kendaraan diharapkan bisa mulai beroperasi pada Maret 2019.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rivki Maulana
Editor : Fajar Sidik
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper