Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saat Menristek Tagih Janji, Jonan: Pelan-Pelan Pak Nasir, Ojo Saiki…

Pelan-pelan pak Nasir, ojo saiki roadmapnya sedang kami buat... ujar Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir menirukan jawaban Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan saat dia menagih janji untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) sebagai sumber energi terbarukan.
Menristekdikti Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir/Antara
Menristekdikti Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - "Pelan-pelan pak Nasir, ojo saiki roadmapnya sedang kami buat..." ujar Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir menirukan jawaban Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan saat  dia menagih janji untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) sebagai sumber energi terbarukan.

Menteri Nasir menyatakan penggunaan nuklir sebagai energi terbarukan diperlukan untuk kemajuan teknologi transportasi Indonesia.

Nasir, yang merupakan alumnus Universitas Diponegoro tersebut menuturkan diskusinya dengan Ignasius Jonan saat masih menjabat sebagai Menteri Perhubungan pada awal Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Nasir mempertanyakan kemungkinan dibuat kereta api cepat Jakarta-Surabaya dengan menggunakan listrik.

Saat itu, kata Nasir, Menhub Jonan yang sebelumnya menjabat Direktur Utama PT KAI itu mengiyakan kemungkinan tersebut, tetapi dengan syarat sumber energinya harus menggunakan tenaga nuklir.

Ketika Jonan menjabat sebagai Menteri ESDM, Nasir kembali membincangkan hal serupa.

"Eh kebetulan jadi Menteri Energi. Aku nagih janji sekarang, mau nggak bangun. Pelan-pelan pak Nasir, ojo saiki roadmapnya sedang kami buat," kata Nasir menirukan perbincangan dimaksud, Minggu (12/11/2017).

Nasir mengemukakan potensi PLTN sebagai alternatif energi terbarukan sangat besar. Sebagai contoh, dia menjabarkan mengenai bahan bakar kapal yang membutuhkan biaya hingga Rp500 juta untuk pelayaran.

Nasir memiliki ide agar kapal perang Indonesia menggunakan tenaga nuklir sebagai bahan bakarnya, seperti yang sudah dilakukan negara-negara lain yaitu Amerika Serikat dan Korea Selatan.

"Ternyata setiap 1 gram dari uranium mampu menggantikan bahan bakar dari batu bara sekitar dua ton, itu luar biasa. Kalau dua ton itu mampu menghhasilkan 9 megawatt," kata Nasir.

Karena itu, Nasir meminta kepada semua pihak untuk mulai mengubah cara pandang mengikuti perkembangan teknologi agar tidak tertinggal dengan negara-negara lain.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper