Bisnis.com, SURABAYA— Bank Indonesia melakukan hitung ulang prediksi pertumbuhan ekonomi sepanjang 2017. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III/2017 jauh di luar ekspektasi yakni hanya di angka 5,06%.
Kendati pun demikian, Deputi Gubenur BI Perry Warjiyo menuturkan bank sentral masih optimistis dan memprediksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV/2017 akan jauh lebih baik dibandingkan dengan kuartal III/2017.
“Kami masih memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kuartal IV/2017 akan lebih tinggi. Mengenai angkanya tentu saja kami menunggu komunikasi dengan data-data terakhir, kami harus melakukan re-estimasi lagi,” katanya di sela-sela acara Indonesia Shari'a Economic Festival (ISEF) 2017, Rabu (8/11).
Perry menjelaskan meskipun pertumbuhan PDB pada kuartal III/2017 jauh di bawah target, namun ada sejumlah komponen yang masih di atas target. Salah satu komponen tersebut adalah pertumbuhan investasi dan konsumsi pemerintah.
Mengacu pada data Badan Pusat Statistik, kinerja ekspor berhasil tumbuh 17,27%, pembentukan modal tetap bruto tumbuh 7,11%, dan konsumsi pemerintah tumbuh 3,46%. Meski demikian, ada beberapa indikator lain yang perlu mendapatkan perhatian lebih.
“Konsumsi meskipun stabil, tetapi masih. Ini menjadi sesuatu yang harus kita monitor, ini ekonomi seperti apa. Apakah produsen tidak meningkatkan produksinya, tetapi lebih banyak menggunakan inventory-nya. Ini yang harus kita lihat,” katanya.
Perry menuturkan stimulus fiskal masih menjadi harapan untuk menggerakan perekonomian domestik pada kuartal empat tahun ini. Pemanis tersebut akan didukung oleh kebijakan moneter dan makro prudensial bank sentral di mana Bank Indonesia sebelumnya sudah menurunkan suku bunga acuan sebesar 50 Bps.
Dengan demikian, diharapkan realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal IV/2017 bisa meningkat. “Diharapkan dapat mendorong dari sisi suplai dan mendorong ekonomi. Kami memperkirakan ekonomi di kuartal keempat akan lebih baik,” tegas Perry.