Bisnis.com, MEDAN – Investasi pembangunan jalan tol Medan-Binjai sepanjang 16,72 kilometer yang dibangun oleh PT Hutama Karya (Persero) naik menjadi sekitar Rp2,4 triliun, seiring rencana konstruksi simpang susun (interchange) di ruas tersebut.
PT Hutama Karya (Persero) menargetkan jalan tol Medan- Binjai dapat terhubung secara keseluruhan, baik Seksi I (Tanjungmulia-Helvetia, 6,27 km), Seksi II (Helvetia-Semayang, 6,17 km) dan Seksi 3 (Semayang-Binjai, 4,27 km), pada kuartal IV/2018. Pembangunan jalan tol ini sudah dimulai sejak April 2015 lalu.
Saat ini, pengerjaan fisik Seksi I Tanjungmulia-Helvetia belum dapat dilakukan karena masih menunggu penyelesaian pembebasan lahan sekitar 3,6 km. Adapun Seksi 2 dan Seksi 3 jalan tol ini telah beroperasi dan diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo pada 13 Oktober 2017.
Kepala Divisi Pengembangan Bisnis Jalan Tol PT Hutama Karya (persero), Rizal Sutjipto mengungkapkan biaya pembangunan jalan tol Medan – Binjai bertambah sekitar Rp700 miliar menjadi sekitar Rp2,4 triliun.
“Investasi sekarang sekitar Rp 2,4 triliun. Ada peningkatan di Seksi I, khususnya setelah jalan Veteran, Medan karena permasalahan mendasar ada perumahan yang padat. Kemungkinan kalau terpaksa kami pakai elevated (layang). Nanti juga ada pertemuan tiga arah [simpang susun] dan dibangun tiga layer. Itu yang cukup menelan biaya banyak,” kata Rizal ketika ditemui Bisnis, usai melakukan kunjungan lokasi tol Medan-Binjai, Senin (6/11) petang.
Dia menuturkan pada simpang susun tersebut nantinya akan dibangun terowongan dan jembatan, sehingga dapat menghubungkan kendaraan dari tiga arah dengan tidak saling menganggu karena tidak sebidang.
“Kalau fungsinya benar-benar sempurna menghubungkan tiga arah, secara alamiah akan membangkitkan ekonomi,” ujar Rizal.
Data dari Hutama Karya yang diperoleh Bisnis menunjukkan nilai investasi jalan tol Medan- Binjai ini awalnya sebesar Rp 1,604 triliun. Volume lalu lintas di jalan bebas hambatan ini diproyeksikan sebanyak 15.027 kendaraan per hari pada 2017.
Lebih lanjut Rizal menambahkan perseroan tengah mengkaji pembangunan rest area untuk jalan tol Medan- Binjai tersebut. Fasilitas rest area diperkirakan dibangun di Seksi 2 yang berlokasi antara Helvetia- Semayang.
“Sekarang memang belum ada [rest area]. Kami sedang mengusulkan untuk mengkaji pembangunan rest area. Kami sedang proses, nanti tentunuya perlu perizinan karena menggunakan lahan eks PTPN,” ujar Rizal.
Rizal mengungkapkan dalam perkembangan fungsi jalan tol saat ini, rest area diyakini mampu menjadi pusat ekonomi baru. Ke depannya, rest area tersebut diharapkan dapat menjadi wadah untuk mempertemukan produsen dan konsumen yang memasarkan produk-produk makanan, kerajinan daerah sehingga mendukung berkembangnya usaha mikro kecil (UKM).