Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Optimisme Pabrikan Meningkat

Optimisme pabrikan terangkat pada kuartal ketiga tahun ini tatkala pertumbuhan industri pengolahan nonmigas melaju di atas pertumbuhan ekonomi.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto/Antara
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto/Antara

Bisnis.com, JAKARTA—Optimisme pabrikan terangkat pada kuartal ketiga tahun ini tatkala pertumbuhan industri pengolahan nonmigas melaju di atas pertumbuhan ekonomi.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan sektor industri pengolahan non migas menjadi penyumbang tertinggi terhadap PDB nasional sebesar 17,76%, melebihi sektor pertanian dan perdagangan.

“Ini momentum yang baik, pertumbuhan industri kembali berada di atas pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga 2017. Hal itu menandakan optimisme pelaku industri mulai terbangun untuk membangun pabrik di Indonesia,” ujarnya dalam siaran pers, Senin (6/11).

Beberapa sektor industri pengolahan nonmigas yang mencatatkan pertumbuhan tertinggi di antaranya merupakan industri logam dasar sebesar 10,60%, makanan dan minuman 9,46%, permesinan 6,35%, dan alat angkutan 5,63%. “Kinerja gemilang industri logam ditopang kebijakan hilirisasi yang dicanangkan Presiden,” ujarnya.

Airlangga menyatakan pemerintah berfokus untuk mempertahankan kinerja positif sektor manufaktur karena industri pengolahan merupakan penyumbang terbesar bagi penerimaan negara melalui kontribusi pajak, cukai, dan devisa hasil ekspor.

“Industri juga menjadi penggerak utama untuk penyerapan tenaga kerja. Oleh karenanya, optimalisasi akses pasar menjadi penting,” tuturnya.

Menurutnya, pemerintah tengah berfokus untuk mengakselerasi pembentukan klaster baja untuk memproduksi 10 juta ton. Di samping itu, pemerintah juga mendorong percepatan pengembangan industri  berbasis nikel dengan kapasitas empat juta ton stainless steel dan pabrik baja karbon dengan kapasitas 3,5 juta ton.

Pemerintah, ujarnya, mendorong pengembangan hilirisasi industri pada sektor yang memberikan nilai tambah, menyerap banyak tenaga kerja, dan memberikan devisa. Salah satunya merupakan industri otomotif. “Sektor ini sekarang tidak hanya sebagai basis produksi di dalam negeri, tetapi basis ekspor untuk negara lain,” imbuhnya.

Dengan peningkatan peringkat kemudahan berusaha Indonesia, yang dirilis oleh Bank Dunia terkait Ease of Doing Business (EoDB) 2018, Menperin menyatakan perlunya terobosan dalam perdagangan antarnegara. “Peluang ini yang perlu kita tingkatkan lagi, misalnya melalui percepatan negosiasi-negosiasi free trade agreement dengan Eropa, Amerika Serikat, dan Australia,” ungkapnya.

Berdasarkan data yang dirilis United Nations Statistics Division pada tahun 2016, Indonesia menempati peringkat keempat dunia dari 15 negara yang industri manufakturnya memberikan kontribusi terhadap PDB lebih dari 10%. Sektor industri Indonesia mampu menyumbang PDB hingga mencapai 22%. Angka tersebut terbesar setelah Korea Selatan (29%), Tiongkok (27%), dan Jerman (23%).

“Paradigma industri manufaktur global saat ini memandang proses produksi sebagai satu kesatuan antara proses praproduksi, produksi, dan selepas produksi. Oleh karena itu, kita sudah tidak bisa lagi melihat produksi hanya di pabrik saja,” paparnya.

Bahkan, UNIDO mencatat, daya saing Indonesia di posisi ke-9 pada tahun 2016 dengan nilai tambah industri sebesar US$225,67 miliar dan pangsa pasar meningkat menjadi 1,83%.

Adapun Data World Economic Forum terkait Global Competitiveness Index 2017-2018, memperlihatkan daya saing Indonesia secara global tahun ini berada pada posisi ke-36 dari 137 negara atau naik lima peringkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang menduduki posisi ke-41.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper