Bisnis.com, JAKARTA--PT Pupuk Indonesia (Persero) mengejar target penyaluran pupuk bersubsidi pada periode musim tanam di penghujung tahun.
Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia Achmad Tossin menyatakan telah menyalurkan pupuk bersubsidi sebanyak 7,01 juta ton per akhir Oktober 2017.
Seperti diketahui, perseroan memperoleh penugasan dari pemerintah untuk menyalurkan sebanyak 9,5 juta ton pupuk bersubsidi pada tahun ini.
“Realisasi sampai dengan Oktober sudah mencapai 73% dari target. Kami optimistis mencapai target penyaluran pupuk bersubsidi dengan terus mengoptimalkan proses distribusi,” ujarnya dalam siaran pers (2/11).
Penyaluran pupuk subsidi tersebut di antaranya meliputi pupuk urea sebanyak 3,1 juta ton, NPK sebanyak 1,95 juta ton, SP-36 sebanyak 671.255 ton, ZA sebanyak 777.350 ton dan pupuk organik sebanyak 508.337 ton.
Perseroan meningkatkan ketersediaan pupuk subsidi ke Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sampai akhir Oktober lalu, perseroan telah menyalurkan pupuk subsidi sebanyak 23 ribu ton. Dengan rincian urea sebanyak 18.735 ton, NPK sebanyak 10.546 ton, SP-36 sebanyak 2.789 ton, ZA sebanyak 787 ton dan pupuk organik sebanyak 1.036 ton.
Ketersediaan stok pupuk urea pada gudang distributor pada area tersebut mencapai 5.565 Ton. Angka tersebut mencapai 5 kali lipat dari ketentuan stok pencadangan yang diatur pemerintah.
Achmad menyatakan isu kelangkaan terjadi lantaran adanya keterbatasan alokasi pupuk pada daerah tertentu. Di samping itu, kelangkaan tersebut bisa saja terjadi lantaran banyak petani yang belum terdaftar di dalam daftar Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok daerah setempat. Menurutnya, perseroan terus memantau angka ketersediaan stok pupuk di daerah untuk memastikan ketersediaan pupuk subsidi.