Bisnis.com, NUSA DUA - Kementerian Pertanian mengungkapkan hingga saat ini perkebunan kelapa sawit di Indonesia yang sudah memperoleh sertifikasi "Indonesia Sustainable Palm Oil" (ISPO) sekitar 1,8 juta hektar.
Sekjen Kementerian Pertanian Hari Priyono mengatakan, luasan tersebut berasal dari 306 unit perkebunan kelapa sawit. "Kami menargetkan seluruh perkebunan kelapa sawit di tanah air yang mencapai 11,8 juta hektar dapat tersertifikasi semuanya," katanya saat memberi sambutan pada Konferensi Sawit Internasional atau International Palm Oil Conference (IPOC) 2017 di Nusa Dua, Bali, Kamis (2/11/2017).
Menurut dia, kendala masih rendahnya penerima sertifikasi ISPO terhadap kebun kelapa sawit tersebut salah satunya lahan petani yang umumnya belum bersertifikat.
Terkait sertifikasi lahan perkebunan milik petani, Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Jalil mengatakan, pemerintah menargetkan pada tahun 2017 seluas 5 juta hektar, pada 2018 mencapai 7 juta hektar dan 9 juta hektar pada 2019.
"Pada 2025 diharapkan seluruh tanah di Indonesia sudah terdaftar dan mendapatkan sertifikat. Oleh karena itu kami minta agar segera selesaikan sertifikat kebun rakyat," ujarnya.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Joko Supriyono, menyampaikan tiga harapan yang dapat dilakukan pemerintah.
Pertama, pemerintah perlu semakin memperkuat Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) atau Sawit Lestari Indonesia, sehingga membuka jalan agar sawit makin diterima secara global.
Kemudian pemerintah agar mempertahankan Indonesia sebagai produsen minyak sawit terbesar, misalnya dengan menemukan (ekspansi) pasar baru.
Selain itu menyangkut daya saing, perlu meningkatkan dan memperbaiki iklim investasi melalui kebijakan dan peraturan.
Kegiatan IPOC yang tahun ini memasuki tahun ke 13 diikuti sebanyak 1500 peserta dari 23 negara, dibuka Menko Perekonomian Darmin Nasution mewakili Presiden Joko Widodo serta dihadiri Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Jalil.
IPOC 2017 berlangsung dari 1-4 November 2017.