Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Faisal Basri: Pemerintah Perlu Genjot Belanja Turis Asing

Faisal Basri menilai penurunan pengeluaran wisman tersebut bersumber dari tingginya kunjungan wisman China selama dua tahun terakhir. Posisi China mulai merajai portofolio pariwisata Tanah Air sejak 2016, yang sebelumnya dipegang oleh Singapura.
Turis asing/setkab.go.id
Turis asing/setkab.go.id

Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah diharapkan mulai beranjak untuk mengejar peningkatan kualitas dari sisi konsumsi wisatawan mancanegara (wisman) dari kuantitas yang selama ini terus digenjot.

Pasalnya, data Bank Indonesia mencatat konsumsi per kapita terus menunjukkan penurunan sejak 2016 menjadi US$1.035 dari US$1.099 pada 2015. Sebaliknya, angka sementara pada 2017 senilai US$1.011.

“Selama dua tahun terakhir, pengeluaran wisman ketika berlibur di Indonesia terus turun. Secara kuantitas memang ada peningkatan kunjungan, tetapi secara kualitas justru pengeluaran mereka turun,” kata Ekonomi Faisal Basri di Jakarta, Rabu (1/11/2017).

Faisal Basri menilai penurunan pengeluaran wisman tersebut bersumber dari tingginya kunjungan wisman China selama dua tahun terakhir. Posisi China mulai merajai portofolio pariwisata Tanah Air sejak 2016, yang sebelumnya dipegang oleh Singapura.

Faisal merinci pengeluaran per kapita wisman China hanya US$900-US$1.000. Angka itu masih jauh di bawah wisman asal Eropa, Amerika Serikat, Jepang, dan Australia yang rata-rata berada di angka US$1.000-US$2.000.

Tak hanya itu, periode menginap wisatawan asal China relatif lebih singkat jika dibandingkan dengan wisman pada umumnya. Untuk itu dia menyarankan pemerintah melakukan diversifikasi pangsa pasar wisman dan tidak lagi tergantung pada pasar China.

“Harusnya strategi mulai diubah dengan membidik pasar Eropa, Australia, dan Jepang karena mereka terkenal sangat loyal ketika berlibur ke Indonesia. Dari segi deregulasi, saya rasa sudah cukup memfasilitasi turis untuk masuk ke Indonesia,” tukasnya.

Padahal, setahun terakhir pemerintah cukup gencar membidik turis China untuk berkunjung ke Indonesia. Bahkan, penerbangan charter ke Indonesia mulai masuk hingga ke kota tier dua di China misalnya Hangzhou, Wuhan, Fuzhao, dan Guiyang.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kunjungan wisman sepanjang Januari-September 2017 mencapai 10,46 juta atau naik 25,05% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Untuk tahun ini, saya optimis jumlah kunjungan wisman hanya mencapai 13 juta dari target tahun ini yakni 15 juta. Tapi untuk 2018 dan 2019, Indonesia akan diuntungkan dari perbaikan ekonomi dunia sehingga target sebanyak 20 juta wisman bukanlah sebuah mimpi lagi,” katanya.

Selain menggenjot wisman, Faisal juga menyebutkan pemerintah seharusnya tidak mengabaikan potensi wisatawan nusantara (wisnus) dalam mendongkrak kontribusi pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi domestik.

Sepanjang Januari-Agustus 2017, Kementerian Pariwisata mencatat jumlah kunjungan wisnus sebanyak 199,8 juta atau sudah mencapai 75% dari target yang ditetapkan tahun ini yakni 265 juta wisnus.

“Dari data yang saya kompilasi, sudah ada 78 juta masyarakat Indonesia yang siap untuk berlibur. Angka itu adalah 30% dari total populasi Indonesia yang masuk ke kelas menengah. Pemerintah harus cepat mengambil kesempatan ini karena mereka juga menjadi pasar potensial bagi pasar outbound,” tuturnya.

Meski jumlah kunjungan wisman ke Indonesia secara nilai masih cukup besar, tapi dia mengungkapkan pertumbuhan masyarakat Indonesia yang bepergian ke luar negeri juga signifikan.

Bahkan, Bank Indonesia sempat merilis dalam laporannya bahwa jumlah dan belanja turis Indonesia ke luar negeri diproyeksikan meningkat sehingga penerimaan netto diperkirakan menembus US$56 miliar pada 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper